Friday 3 June 2016

NEGARA KUAT BERAWAL DARI KELUARGA HEBAT



Oleh : Farid Yuliyadi


Keluarga adalah satuan kerabat yang mendasar terdiri dari suami, isteri dan anak-anak. Menurut Poerwadarminta (1995) Istilah keluarga adalah “sanak saudara yang bertalian dengan perkawinan atau sanak keluarga yang bertalian dengan keturunan”. Atau yang dimaksud dengan keluarga adalah masyarakat terkecil yang terdiri dari suami isteri yang terbentuk melalui perkawinan yang sah, baik mempunyai anak maupun tidak sama sekali 1. Keluarga dalam pandangan Islam memiliki nilai yang tidak kecil. Bahkan Islam menaruh perhatian besar terhadap kehidupan keluarga degan meletakkan kaidah-kaidah yang arif guna memelihara kehidupan keluarga dari ketidak harmonisan dan kehancuran. Kenapa demikian besar perhatian Islam? Karena tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga adalah batu bata pertama untuk membangun istana masyarakat muslim dan merupakan madrasah iman yang diharapkan dapat mencetak generasi-generasi muslim yang mampu meninggikan kalimat Allah di muka bumi.
Bila pondasi ini kuat lurus agama dan akhlak anggota keluarga, maka akan kuat pula masyarakat dan akan terwujud keamanan yang didambakan. Sebaliknya bila tercerai berai ikatan keluarga dan kerusakan meracuni anggota-anggota keluarga maka dampaknya akan terlihat pada masyarakat, bagaimana kegoncangan melanda dan rapuh kekuatan sehingga tidak diperoleh rasa aman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
1WJS. Poerwadarminta, Op.cit.Hal.. 675

Keluarga merupakan dasar bagi landasan seseorang dalam mengarungi kehidupan berbangsa dan bernegara. Keluarga yang menerapkan kepatuhan kepada ajaran agama, akan melahirkan generasi yang berintegritas dan berdedikasi tinggi dalam menghadapi dunia globalisasi. Landasan yang kuat membuat generasi berikutnya tidak mudah goyah dengan godaan arus zaman. Untuk itu keluarga menjadi salah satu pondasi yang strategis dalam membangun generasi muda yang dapat menjunjung tinggi norma dan dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia di mata dunia.
Pondasi dari keluarga yang kokoh mendorong generasi muda untuk melakukan hal positif. Anak-anak menjadi lebih mudah terkontrol dalam pergaulan di luar, para remaja memanfaatkan waktu dengan hal yang mendidik, di dalam masyarakat seorang anak yang terdidik dari keluarga yang harmonis mampu memilah antara yang baik dan yang buruk. Keluarga yang harmonis dan selalu berpegang teguh pada pedoman agama islam selalu mengarahkan generasi selanjutnya untuk berbuat baik, menanamkan nilai-nilai agama islam yang menitik beratkan pada norma ketuhanan dan kemanusiaan.
Orang tua perlu menanamkan dari awal pendidikan yang benar dan terarah dari kalangan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang paling utama karena sebagian besar kehidupan anak ada di dalam keluarga, sehingga pendidikan paling banyak diterima anak adalah dalam keluarga. Lingkungan keluarga amatlah penting dalam menentukan menjadi apa anak itu nanti, orang tua memegang peranan penting seperti sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka orang tuanyalah yang dapat mendidiknya menjadi yahudi, nasrani, atau majusi”.
Peran keluarga dalam pendidikan sebagai pondasi perkembangan kepribadian serta bagaimana anak menjadi manusia sosial dan manusia individu juga menjamin kehidupan emosional, moral, sosial dan pondasi bagi dasar-dasar pendidikan agama. Orang tua bertanggung jawab dalam memotivasi dan mendorong keberhasilan anak, memberikan kesempatan belajar dengan mengenalkan berbagai bidang ilmu pengetahuan dan keterampilan yang kelak berguna bagi kehidupan di masa yang akan datang sehingga mampu menjadi manusia dewasa yang mandiri. Dalam menjalankan perannya, keluarga menjadi lembaga yang terkuat yang dimiliki oleh bangsa. Karena melalui keluarga seseorang memperoleh nilai-nilai kemanusiaan yang nantinya dapat menjadi aset besar bagi bangsa untuk memperkokoh nilai nasionalisme para generasi penerus dalam mempertahankan kesatuan dan persatuan sebagai bangsa dan negara.
Dalam menumbuh kembangkan rasa nasionalisme agar memperkokoh keutuhan bangsa, perlu di dasari pada landasan keluarga yang harmonis dan memiliki ketahanan dan kerukunan di dalamnya. Dalam teori sosialisasi atau pendidikan ada sejumlah sarana/media/agen/jalur yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara bagi anak, yakni keluarga, teman sebaya, sekolah, organisasi, dan media massa. Semua dapat berperan dengan kelebihan dan kekurangannya. Adapun peran keluarga bagi keutuhan berbangsa dan bernegara anatara lain adalah, keluarga batih atau inti merupakan unsur utama dan sangat penting terbentuknya kelompok masyarakat dan bangsa. Melalui keluarga maka nilai-nilai kehidupan dikenalkan pada anak. Melalui keluarga maka anak dapat belajar hidup dan akan mewariskan nilai-nilai kehidupan dan budaya yang dianut dalam suatu keluarga, masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, keluarga harus mempunyai landasan yang kuat dan watak yang jelas agar dapat memberi warna yang berkarakter pada pribadi anak.
Dalam upaya mendukung penguatan kesadaran berbangsa dan bernegara, peran orang tua (ayah dan ibu) harus mempunyai konsep yang jelas dan memahami hal-hal penting sebagai berikut: Pertama, orang tua harus mempunyai kesadaran dan dan memberi suri tauladan yang baik, bersikap dan berperilaku yang menjunjung tinggi pluralitas, yang menunjukkan bahwa manusia diciptakan Tuhan dengan bermacam-macam kepribadian, bersuku-bersuku, berbangsa-bangsa dengan ajaran keyakinan dan budaya yang berbeda-beda bukan untuk bermusuhan. Tetapi agar saling mengenal dan membina persatuan dan kesatuan. Bangsa Indonesia mempunyai keanekaragaman yang harus saling dijaga dan dihormati hak-haknya. Dengan demikian, tidak ada sikap inklusif diantara kelompok. Semua aturan harus berlaku sama untuk semua warga negara.
Kedua, orang tua harus mempunyai semangat dan sikap berdemokrasi. Keluarga adalah cermin Negara. Orang tua yang dapat membangun budaya berdemokrasi dalam keluarga akan membawa pengaruh positif pada kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara. Budaya diktator dan otoriter telah terbukti Bangsa Indonesia terpuruk berkali-kali. Sejelek-jeleknya demokrasi kita saat ini, tak ada alternative kecuali untuk membuatnya berhasil. Untuk itu, budaya demokrasi harus dibangun dari keluarga. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan bangsa yang kuat dan berwibawa.
Ketiga, keluarga harus sejahtera. Sejahtera dengan indikator tercukupinya kebutuhan dasar hidup (papan, pangan, sandang) secara layak yang dilandasi taat pada ajaran agama yang diyakini, maka hal ini akan menjadi basis awal untuk dapat mengembangkan potensi keluarga yang berwawasan kebangsaan melalui pendidikan yang baik. Dengan kondisi keluarga yang sejahtera maka akan lebih mudah untuk diajak berpartisipasi dan memahami kehidupan di luar dirinya yang juga sangat penting. Untuk itu, peran Negara/pemerintah menjadi sangat penting untuk dapat menciptakan dan memberi peluang agar rakyatnya dapat memperoleh penghasilan yang cukup.
Melalui media massa cetak maupun elektronik, kita setiap hari disuguhi berita dan tayangan yang mengambarkan rapuhnya ketahanan keluarga. KDRT, perceraian, perselingkuhan, broken home, kehidupan anak jalanan yang selalu meramaikan di setiap lampu merah, pengemis yang bergerombol, gelandangan yang beratap langit, kemiskinan yang terus mendera, kecanduan narkoba yang merebak di mana-mana, tawuran pelajar/pemuda/mahasiswa/antar kampung, prostitusi yang merebak dengan segala macam bentuk modus operandi, dan perilaku menyimpang/anarkhis lainnya merupakan peristiwa yang mencerminkan suasana rapuhnya ketahanan keluarga yang selalu hadir di sekitar kita.
Melihat pentingnya pendidikan dari dalam keluarga, sudah seharusnya pemerintah memikirkan hal tersebut dengan merumuskan gagasan-gagasan baru yang dapat membantu, terutama keluarga tidak mampu. Tidak mampu dalam hal ini bukan hanya berkaitan dengan masalah keuangan, tetapi juga kesiapan dalam membangun keluarga, seperti pendidikan berkeluarga sebelum menikah dan waktu pernikahan yang masih terlalu dini sehingga persiapan dalam mendidik anak belum matang. Namun selain kesiapan, kemiskinan masih menjadi momok yang menakutkan di Indonesia, Karena kemiskinan, masih banyak orang tua melakukan kesalahan dalam mendidik anak, hal ini terlihat dari banyaknya anak di bawah umur yang mencari nafkah untuk keluarga, menjajakan makanan, menjual koran, menjadi pengemis dan lain sebagainya. Pemerintah dalam hal ini dinas sosial dan pendidikan harus peka dengan permasalahan yang membuat generasi penerus lebih mementingkan kehidupan pribadinya dibanding memikirkan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Keluarga yang kokoh dan energik, baik dalam hal pendidikan formal, ekonomi, sosial dan budaya akan memperkokoh ketahanan bangsa, sebaliknya keluarga yang rapuh akan berdampak pada lemahnya ketahanan bangsa yang berimbas pada mudahnya jati diri bangsa di jajah oleh negara lain.
Negara Indonesia membutuhkan generasi penerus yang berjiwa pahlawan untuk memerangi kerusakan moral yang belakangan ini kerap terjadi dan menimpa generasi-generasi mulai dari tingkat rendah/masyarakat hingga tingkat tinggi/pejabat negara. Kondisi ini sangat miris melihat negara  Indonesia yang dihuni mayoritas beragama islam. Islam sangat menjunjung tinggi norma dalam berbangsa dan bernegara serta selalu mengarahkan penganutnya untuk selalu berbuat baik dan menghindari yang mungkar.
Ketahanan nasional (tannas) Indonesia adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan , baik yang datang dari dalam maupun luar untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasional. Ketahanan nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan, dibina terus menerus dan sinergis, mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan, daerah dan nasional bermodalkan keuletan dan ketangguhan yan mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional. Proses berkelanjutan untuk mewujudkan kondisi tersebut dilakukan berdasarkan pemikiran geostrategic yang dirancang dengan memerhatikan kondisi bangsa dan konstelasi georafi Indonesia. 2
2 http://www.pusakaindonesia.org/konsepsi-ketahanan-nasional-indonesia/
Ketahanan nasional Indonesia saat ini dalam keadaan mengkhawatirkan, hal ini dipicu dari berbagai tantangan bangsa yang bergejolak sejak era reformasi digulirkan di bangsa ini. Bagaimana moral warga menurun drastis, tidak jarang warga indonesia yang dahulu menjunjung tinggi nilai ketimuran kini dapat digoyahkan oleh adat ke barat-baratan yang sebenarnya tidak sesuai ada di Indonesia. Kebijakan pemerintah yang mulai tidak mengacu pada kepentingan rakyat, seperti kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan kebutuhan pokok membuat masyarakat kini kian menjerit. Perilaku remaja yang seolah sukar untuk di atur dan lain sebagainya. Hal-hal negatif seperti ini dapat menurunkan nilai nasionalisme dan ketahanan nasional dari dalam diri warga negaranya sendiri.
Miris melihat keadaan ini, berawal dari ketidak harmonisan keluarga dan selalu merasa kurang akan apa yang sudah didapatkan membuat warga gelap mata melakukan hal yang melanggar aturan. Selain masyarakat, yang menjadi sorotan adalah ulah para pejabat negara yang seolah tidak melihat dan mendengar rintihan masyarakat jelata yang menjerit kelaparan, mereka melakukan korupsi uang negara yang seharusnya diperuntukkan untuk kepentingan masyarakat. Bertrilyun-trilyun uang negara habis di bajak oleh para pejabat yang rakus. Dengan dalih pembangunan, kesejahteraan masyarakat, bantuan sosial dan lain sebagainya, mereka rela merampas hak masyarakat yang lebih membutuhkan.
Hal inilah yang menjadi patokan untuk penilaian ketahanan bangsa, bahwa pendidikan dini di Indonesia masih gagal menghasilkan penerus yang berintegritas dan bermartabat. Kesadaran akan pendidikan bagi pemerintah masih sangat rendah baik bagi pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah, perguruan tinggi serta masyarakat. Di keluarga, pemerintah tidak terlalu terlibat langsung dalam proses pendidikan anak bangsa, hal ini terlihat dari masih banyaknya anak-anak gelandangan yang tidak diurus sehingga masa depannya tidak jelas. Di lingkungan sekolah, pemerintah sudah menganggarkan dana yang begitu besar, namun dapa praktiknya tidak semua kalangan di dunia pendidikan mendapatkan hak yang layak, salah satunya adalah siswa masih saja dipungut biaya yang memberatkan sehingga para orang tua tidak mampu untuk membayar. Serta di masyarakat, banyak kini hiburan yang justru menjerumuskan generasi muda, seperti tayangan televisi yang tidak mendidik dan adanya tempat-tempat game online yang membuat anak-anak lupa akan waktu untuk belajar.
Melihat dari sederet permasalahan yang ada di negara ini, perlu adanya pembenahan yang mendasar, mulai dari pembenahan pendidikan dari dalam keluarga dengan adanya penyuluhan-penyuluhan terhadap masyarakat akan pentingnya mendidik anak yang benar, di tingkat sekolah, para guru juga harus lebih memiliki daya saing profesionalitas yang dapat memotivasi siswa untuk belajar akan pengetahuan, baik pengetahuan sosial, alam dan lain sebagainya.
Selain pendidikan dasar, negara ini membutuhkan para pemimpin yang mendukung guna ketahanan nasional yang kini di ambang masa kritis. Pemimpin yang berintegritas dan bermartabat serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan pancasila sesuai dengan sumpah yang diucapkan ketika pelantikan. Hal ini semua dapat terwujud jika pendidikan dari lingkungan keluarga berjalan dengan baik. dengan kata lain, keluarga sehat bangsa kuat.
Dari tulisan yang sudah dijabarkan, maka dapat dismpulkan bahwa negara akan menjadi negara yang kuat dan bermartabat jika memiliki di dukung atau dibentuk dari keluarga-keluarga yang hebat. Dengan di dukung keluarga yang hebat bangsa akan lebih mudah memilih generasi penerus yang berintegritas tinggi dan mampunyai daya saing di dunia global. Selain itu, bukan hanya kecerdasan semata namun perlu juga para penerus yang memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi.


                                                          

DAFTAR PUSTAKA

Perwadarminto, WJS (1995). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Pusakaindonesia (2014) Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia http://www.pusakaindonesia.org/konsepsi-ketahanan-nasional-indonesia/. (di akses: Senin 20 April 2015).

MEDIA INTERAKTIF UNTUK PEMBELAJARAN

Buat temen-temen yang ingin membuat media pembelajaran interaktif boleh tanya2 atau yang mau buat tugas akhir tentang pengembangan media bisa coret2...sapa tau bisa membantu.
kami menerima pembuatan multimedia. dengan standar yang baik dalam bentuk flash, swf atau video (MPG/MP4 dll) 

contoh captur multimedia yang sudah dibuat seperti yang saya lampirkan dibawah ini. beground dan lain sebagainya bisa dari ide sendiri atau ingin di desainkan, ini kebetulan multimedia dari kawan S2 jurusan Penjasor yang saya buat


Atau ini awalan media yang udah jadi milik saya sendiri pas S2 alhamdulah hasilnya A, (yang sering dikenal dalam pembelajaran dengan apersepsi)