A. Latar Belakang
Perbandingan
pendidikan merupakan terjemahan dari istilah ”Comparative Education”. Sementara ahli yang lain, mengalihkan
istilah tersebut kedalam bahasa Indonesia. Dengan menggunakan istilah
pendidikan perbandingan. Namun pada dasarnya berbagai istilah yang digunakan
mempunyai pengertian yang sama, yaitu sebagai studi komparatif (studi
perbandingan) tentang pendidikan. Atau bisa juga disebut dengan studi tentang
pendidikan yang menggunakan pendekatan dan metode perbandingan.
Selain
dari beberapa hal tersebut dengan studi perbandingan sistem pendidikan yang ada
akan mengakibatkan tumbuh dan berkembangnya kemampuan untuk membandingkan
berbagai sistem pendidikan dari berbagai negara dan kawasan dunia tersebut.
Kemudian selain yang tersebut dengan studi perbandingan ini pula, seseorang
akan lebih mudah untuk menganalisa dan menyimpulkan sumber-sumber kekuatan dan
kelemahan dari sistem pendidikan yang berorentasi pada tujuan-tujuan pendidikan
Internasional dan Universal. Dari berbagai hal tersebut kita sebagai penerus
bangsa yang juga cinta akan terciptanya sistem pendidikan yang dapat
menumbuhkan sifat positif dan terbuka terhadap berbagai usaha inovasi dan
pembaharuan pendidikan di Indonesia. Dalam rangka pengembangan pendidikan
nasional dan pembaharuan ini bisa saja dilakukan dengan cara adanya studi
perbandingan sistem pendidikan antara beberapa negara sehingga dapat mengetahui
kelemahan dan kelebihan dari masing-masing sistem yang permah dilakukan dalam
suatu negara tersebut.
Dalam
makalah ini akan membahas tentang perbandingan peran guru, orang tua dan
masyarakat terhadap pendidikan antara negara indonesia dengan negara turki.
Alasan mengapa memilih negara turki dalam studi komparatif dalam hal tersebut,
karena turki merupakan salah satu negara maju dalam pendidikan dan ketika dalam
pembentukkan RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) beberapa kepala
sekolah yang termasuk sekolah RSBI di Indonesia melakukan studi banding ke
Turki karena negara ini sudah terlebih dahulu menerapkan sistem pendidikan
berupa RSBI tersebut.
Dari bagan di atas
menunjukkan bahwa turki merupakan negara yang lebih maju jika dibandingkan
dengan negara indonesia yang sering menempati urutan terakhir dalam hal
rengking pendidikan di dunia. Namun tidak semua pendidikan di Indonesia lemah,
banyak bukti yang bahwa indonesia juga dapat bersaing dengan dunia
internasional, seperti dalam perlombaan-perlombaan matematika, fisika dan lain
sebagainya dan terdapat orang terkenal yang dikenal oleh masyarakat dunia
seperti B.J Habibi. Namun hal tersebut belum mampu mendongkrak posisi Indonesia
dari urutan bawah rangking pendidikan di dunia. Pada tahun 2011 sebagaimana diberitakan Kompas
(3/3/2011) halaman 12 pada kolom “Pendidikan & Kebudayaan”, berdasarkan
data dalam Education
for All (EFA) Global Monitroring Report 2011 yang dikeluarkan
UNESCO dan diluncurkan di New York pada Senin, 1/3/2011, indeks pembangunan
pendidikan Indonesia berada pada urutan 69 dari 127 negara yang disurvei dalam
hal pendidikan dasar, angka melek huruf pada anak usia 15 tahun ke atas, angka
partisipasi menurut kesetaraan jender dan angka bertahan siswa sampai kelas 5
sekolah dasar.
Melihat dari rengking tersebut, Indonesia berada pada level
tengah, hal ini menandakan bahwa indonesia mampu bersaing dalam pendidikan
meski masih jauh dari harapan.
Untuk peningkatan
mutu pendidikan tersebut, perlu adanya studi komparatif agar pendidikan di
Indonesia dapat lebih maju dengan melihat bagaimana sistem pendidikan di negara
lain, dan dalam makalah ini akan membahas bagaimana peran guru, orang tua dan
masyarakat terhadap pendidikan di negara Turki dan Indonesia. dengan harapan
kita dapat melihat sisi positif yang dilakukan negara turki dalam membangun
pendidikan di negaranya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
profil negara Turki dibandingkan Indonesia?
2. Bagaimana
perbandingan pran orang tua dan masyarakat terhadap pendidikan di Turki dan
Indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui
profil negara Turki dan Indonesia
2. Mengetahui
perbandingan peran guru, orang tua dan masyarakat terhadap pendidikan di Turki
dan Indonesia.
D. Manfaat
1. Bagi
Mahasiswa dapat menambah perbendaharaan ilmu guna menunjang pengetahuannya
tentang pendidikan di Turki.
2. Bagi
Masyarakat dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam menunjang pendidikan di
Indonesia dengan melihat peran guru, orang tua dan masyarakat terhadap pendidikan
di Turki.
3. Bagi
Pemerintah dapat dijadikan acuan dan sumber referensi dalam mengembangkan
kurikulum yang akan dibberlakukan.
E. Pembahasan
1.
Profil
Negara Turki
Republik Turki
(bahasa Turki: Türkiye Cumhuriyeti) disebut Türkiye (bahasa Turki:
Türkiye) adalah sebuah negara besar di kawasan Eurasia. Wilayahnya
terbentang dari Semenanjung Anatolia di Asia Barat Daya sampai daerah Balkan
di Eropa Tenggara, luas
seluruh negeri 780.576 km persegi. Selat Bosborus dan Selat Dardanella dan Laut
Marmara di antara kedua selat itu sebagai satu-satunya jalur laut yang
menghubungkan Laut Hitam dan Laut Tengah memiliki letak strategis sangat
penting.
Turki berbatasan
dengan Laut Hitam di sebelah utara; Bulgaria di sebelah barat
laut; Yunani dan Laut Aegea di sebelah barat; Georgia di timur laut;
Armenia, Azerbaijan, dan Iran di sebelah timur; dan Irak dan Suriah di
tenggara; dan Laut Mediterania di sebelah selatan. Laut Marmara yang
merupakan bagian dari Turki digunakan untuk menandai batas wilayah Eropa
dan Asia, sehingga Turki dikenal sebagai negara transkontinental
Wilayah Turki dibagi
ke dalam 81 provinsi untuk tujuan administrasi. Provinsi-provinsi tersebut
dikelompokkan lagi ke dalam 7 wilayah untuk tujuan kepentingan sensus.
Ke-tujuh wilayah itu adalah Marmara, Ege, Karadeniz, İç Anadolu,
Doğu Anadolu, Akdeniz, dan Güneydoğu Anadolu.
Turki termasuk negara
yang memiliki empat musim; Musim Panas (Summer/Yaz) pada
Juni-Agustus, Musim Gugur (Autumn/Sonbahar) pada
September-November, Musim Dingin (Winter/Kış) pada Desember-Februari,
dan Musim Semi (Spring/ Ä°lkbahar) pada Maret-Mei.
Perlu diketahui bahwa
perbedaan waktu antara Indonesia dengan Turki adalah empat jam pada musim
panas dan lima jam pada musim dingin. Pada akhir bulan Oktober dan akhir
bulan Maret terdapat perubahan jam, dimana jam dimajukan atau dimundurkan
satu jam.
a.
Frofil Pendidikan Turki
Sistem Pendidikan di Turki secara umum dapat dikatakan
hampir sama dengan sistem pendidikan di Indonesia. Adapun sitem pendidikan nasional
Turki yang utama terdiri dari dua bagian:
1) Pendidikan Formal (Formal Education)
Penddikan formal
adalah sistem sekolah yang terdiri dari lembaga-lembaga pendidikan prasekolah,
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, sama halnya dengan
pendidikan yang ada di Indonesia.
2) Pendidikan Non-formal (Non-formal
Education)
Sesuai dengan
accordance with Basic LawNo. 1739 for National Education. Undang-Undang Dasar
Pendidikan Nasional Turki. Pendidikan non formal mencakup semua kegiatan yang
diselenggarakan di dalam atau di luar sekolah.
b.
Pendidikan Formal Turki
Sistem
perjenjangan sekolah yang dianut Turki saat ini mengikuti pola 5-3-3-6 tahun.
Jenjang pertama 5 tahun untuk sekolah dasar. Pendidikan dasar ini dimulai sejak
usia 7 hingga 11 tahun atau lebih. Tahap ini merupakan tahap wajib belajar.Adapun jenjang pendidikan formal di
Turki diantaranya :
1) Pendidikan pra-sekolah,
Pendidikan pra
sekolah adalah pendidikan yang opsional, bertujuan untuk memberikan kontribusi
mental, dan emosional pada perkembangan fisik anak/siswa untuk membantu mereka
memperoleh kebiasaan baik (ahklak), yang ditekankan pada saat mereka masih di
pendidikan dasar. Pendidikan pra-sekolah diberikan di TK, rumah penitipan anak,
pembibitan kelas di sekolah dasar dan kelas persiapan oleh berbagai departemen
dan instansi terkait, dan Departemen Pendidikan Nasional Turki.
2) Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar,
memberikan pengetahuan dasar pada anak-anak dan memastikan fisik, perkembangan
mental dan moral sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pada umumnya terdiri
dari pendidikan anak-anak dalam kelompok usia 6-14 tahun. Delapan tahun pendidikan
dasar adalah wajib untuk semua warga negara Turki yang telah mencapai usia enam
tahun, ada juga sekolah swasta akan tetapi masih berada di bawah kontrol
negara. Akan tetapi khusus pelajaran bahasa asing sudah dimulai diberikan sejak
4 tahun dalam pendidikan dasar.
3) Pendidikan Sekunder
Pendidikan sekunder
diklasifikasikan dalam dua kategori lembaga pendidikan, yaitu sekolah menengah
umum dan kejuruan dan sekolah tinggi teknik (lycées) di mana minimal tiga tahun
bersekolah dilaksanakan setelah pendidikan dasar.
4) Pendidikan Menengah
Sekolah Menengah umum
adalah lembaga pendidikan yang mempersiapkan siswa untuk institusi pendidikan
tinggi. Mereka menerapkan program tiga tahun lebih dan di atas pendidikan
dasar, yang terdiri dari siswa dalam kelompok umur 15-17 tahun. Sekolah
menengah ini terdiri dari Sekolah Menengah Atas, yang biasanya memakan waktu 3
tahun. Di sekolah-sekolah ini, sistem satu guru kelas untuk setiap perubahan ke
spesialis guru untuk setiap mata pelajaran. Siswa dapat memilih satu bahasa
asing dari Inggris, Perancis atau Jerman. Pendidikan pada tingkat ini adalah
gratis kecuali di sekolah swasta di mana biaya rata-rata sekitar 4.000 US Dolar
per tahun. Siswa menunjukkan rasa hormat terhadap guru mereka dengan memanggil
“sir” atau “guru”, atau berdiri di kelas ketika seorang guru memasuki kelas.
5) Pendidikan Kejuruan
Memberikan instruksi
khusus dengan tujuan memberikan pelatihan kemahiran yang berkualitas.
Organisasi dan periode instruksi dari sekolah berbeda. Beberapa dari mereka
memiliki program empat tahun dalam hal ini usia sekolah adalah 15-18 tahun.
Tujuan pendidikan
menengah adalah untuk memberikan pengenalan pada siswa dengan budaya umum pada
tingkat minimum dan mempersiapkan mereka dalam mengemban tanggung jawab bagi
masyarakat demokratis, membuat mereka menghormati hak asasi manusia serta
mempersiapkan mereka pada pendidikan yang lebih tinggi atau bisnis ke arah
kepentingan kehidupan yang sejahtera. Sekolah-sekolah menengah swasta,
memiliki kelas persiapan bahasa asing, sesuai dengan sasaran program
pendidikan, dan dalam pendidikan bahasa asing yang dipadukan dalam kelompok ilmu
pengetahuan dan matematika.
6) Pendidikan Tinggi (Higher
education)
Di Turki, pendidikan
tinggi meliputi semua institusi pendidikan setelah pendidikan menengah, yang
menyediakan setidaknya dua tahun pendidikan tinggi dan mendidik siswa untuk
melanjutkan ke jenjang, sarjana, master atau gelar tingkat doktor. Lembaga
pendidikan tinggi terdiri dari universitas, fakultas, institut, sekolah
pendidikan tinggi, konservatori, sekolah kejuruan pendidikan tinggi dan pusat
penelitian aplikasi. Di Turki, eskalasi pendidikan yang lebih tinggi adalah
untuk mencapai tingkat kemampuan dalam menghadapi era globalisasi dunia, baik
dari segi kualitas dan kuantitas, telah diadopsi sebagai tujuan utama. Rencana
dan program yang dibuat selalu mencerminkan persepsi dari rencana itu sendiri.
Tujuan pendidikan
tinggi adalah untuk melatih tenaga kerja dalam suatu system, prinsip-prinsip
pendidikan dan pelatihan kontemporer untuk memenuhi kebutuhan Negara. Namun
demikian dipendidikan tingggi juga disediakan beberapa pendidikan khusus di
berbagai bidang bagi siswa yang telah menyelesaikan pendidikan menengah.
Universitas yang
terdiri dari beberapa unit yang dibentuk oleh negara dan oleh hukum sebagai
perusahaan publik memiliki otonomi dalam pengajaran dan penelitian. Selain itu,
lembaga-lembaga pendidikan tinggi, di bawah pengawasan dan kontrol negara, juga
dapat dibentuk oleh yayasan swasta sesuai dengan prosedur dan prinsip-prinsip
yang ditetapkan dalam undang-undang dengan ketentuan bahwa mereka adalah
non-profit di dunia. Universitas adalah lembaga pendidikan tinggi pokok. Ia
memiliki otonomi akademik dan kepribadian hukum publik. Hal ini bertanggung
jawab untuk melaksanakan kegiatan pendidikan tingkat tinggi, penelitian ilmiah
dan publikasi. Setiap universitas terdiri dari fakultas dan sekolah empat
tahun, menawarkan program yang tingkat sarjana, yang kedua dengan penekanan
kejuruan, dan tahun-dua sekolah kejuruan yang menawarkan rekan) tingkat's
(program pra-sarjana dari alam kejuruan ketat. Tingkat pascasarjana program
terdiri dari master dan doktor program, dikoordinasi oleh lembaga untuk studi
pascasarjana.
Program magister
ditetapkan sebagai program "dengan tesis" atau "tanpa
tesis". program "Dengan tesis" gelar master yang menyelesaikan
pendidikan tertentu diikuti dengan pengajuan tesis. Sementara itu program
"tanpa tesis" juga bagian penyelesaian dari program sarjana namun
disini disebut istilah proyek. Durasi program ini adalah dua tahun setidaknya.
Akses ke program doktor membutuhkan gelar master.
Program Doktor memiliki
jangka waktu minimal empat tahun yang terdiri penyelesaian kursus, lulus ujian
kualifikasi doktor, serta menyiapkan dan mempertahankan tesis doktor. Medis
program pelatihan khusus untuk program setara tingkat doktor, namun
dilakukan dalam fakultas kedokteran dan pelatihan di rumah sakit yang dimiliki
Departemen Kesehatan dan Organisasi Negara Asuransi Sosial
2.
Profil
Negara Indonesia
Republik Indonesia
disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara,
yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia
serta antara Samudra Pasifik dan Samudra
Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan
terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau, oleh karena itu ia disebut
juga sebagai Nusantara
(Kepulauan Antara). Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar
di dunia, meskipun secara resmi bukanlah negara Islam.
Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik,
dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Presiden yang dipilih langsung. Ibukota negara
ialah Jakarta. Indonesia berbatasan dengan Malaysia
di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini
di Pulau Papua
dan dengan Timor Leste di Pulau Timor.
Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.
Jenjang Pendidikan di
Indonesia
Sistem pendidikan
formal terdiri dari beberapa jenjang pendidian, yaitu sekolah dasar, sekolah
menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan pra sekolah juga termasuk didalam
sistem pendidikan nasional Indonesia.
a. Pendidikan
Pra Sekolah
Pendidikan pra
sekolah bertujuan menstimulasi pertumbuhan fisik dan mental siswa diluar
keluarga sebelum memasuki pendidikan sekolah dasar. Tujuan pendidikan pra
sekolah adalah memberikan dasar pertumbuhan dan perkembangan sikap,
pengetahuan, keterampilan, keterampilan dan inisiatif. Tipe-tipe penddikan pra
sekolah yang ada adalah taman kanak-kanak dan kelompok bermain. Taman
kanak-kanak adalah bagian dari pendidikan dasar sedangkan kelompok bermain
berada diluar system persekolahan. Pendidikan pra sekolah diberikan kepada anak
dari usia 4 sampai dengan 6 tahun yang mempunyai masa pendidikan satu atau dua
tahun pendidikan, sedangkan kelompok bermain diikuti oleh anak-anak yang
berusia dibawah tiga tahun.
b. Pendidikan
Dasar
Pendidikan dasar
merupakan dasar dari pendidikan Sembilan tahun, yang terdiri dari enam tahun
disekolah dasar dan tiga tahun di sekolah menengah pertama. Tujuan dari
pendidikan dasar adalah untuk memberikan siswa ketermapilan dasar untuk
mengembangkan diri mereka sendiri sebgai individu, anggota masyarakat, warga
Negara dan anggota mahluk hidup, demikan juga untuk melanjutkan studi mereka ke
sekolah menengah.
Sekolah dasar (SD)
menyelanggarakan program pendidikan enam tahun.hal ini terdiri dari dua tipe
pendidikan yang berbeda, yaitu sekolah dasar umum dan sekolah dasar bagi anak
cacat. (SDLB)
Program pendidikan
sekolah menengah pertama berlangsung selama tiga tahun setelah eman tahun
pendidikan dasar. Seperti juga di sekolah dasar, sekolah menegah pertama
terdiri dari sekolah menengah pertama umum dan sekolah menegah pertama bagi
anak cacat. (SMPLB).
Selain itu juga ada
sekolah dasar islam yang dilaksanakan oleh kementerian agama. dasar Sekolah
dasar islam (Madrasah Ibtidaiyah atau MI) sama dengan sekolah dasar (SD), dan
sekolah menengah pertama islam (Madrasah tsanawiyah atau MTs) yang sama dengan
sekolah menegah pertama (SMP).
c. Pendidikan
Menengah
Jenis pendidikan
menengah adalah sekolah menengah umum, sekolah menengah kejuruan, sekolah
menengah agama, sekolah menegha kedinasan. Sekolah menengah umum memberikan
prioritas untuk memperluas pengetahuan dan mengembangkan keterampilan siswa dan
mempersiapkan mereka untuk melanjutkan untuk melanjutkan dtusi mereka ke
pendidikan tinggi. Pendidikan sekolah menengah kejuruan memberikan prioritas
untuk memperluas keterampilan kerja dan menekan pada persiapan siswa untuk
memasuki dunia kerja dan memperluas sikap professional. Pendidikan sekolah
menengah keagamaan memberikan prioritas terhadap penguasaan pengetahuan khusus
keagamaam. Pendidikan sekolah menegah kedinasan yang menekankan pada perbaikan
kemampuan dalam melaksanakan tugas pelayanan pegawai negeri sipil atau calon
pegawai negeri sipil. Pendidikan sekolah menengah khusus ditujukan dan dirancag
bagi siswa yang mempunyai keterbatasan fisik dan mental.
d. Jenjang
Pendidikan Tinggi
Jenjang pada
pendidikan tinggi (perguruan tinggi) di Indonesia, lama pendidikan untuk
memperolah gelar sarjana masing-masing perguruan tinggi atau universitas
cenderung sama. Berikut adalah lama pendidikan tinggi secara umum di Indonesia,
adalah sebagai berikut :
Tingkat kualifikasi
|
Durasi waktu (Rata-rata)
|
Diploma I
|
1 tahun
|
Diploma II
|
2 tahun
|
Diploma III
|
3 tahun
|
Diploma IV
|
4 tahun
|
Sarjana
|
4 – 5 tahun
|
Magister
|
2 tahun
|
Doktor
|
3 tahun
|
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan
dalam Pasal 19 Ayat 1 bahwa: pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan
setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi. Perguruan tinggi di Indonesia dapat berbentuk Akademi,
Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut dan Universitas
3.
Perbandingan
Peran Guru dan Masyarakat Terhadap Pendidikan di Turki dan Indonesia
Peran
guru, orang tua dan masyarakat dalam pendidikan sangat dibutuhkan guna
mendukung dan menunjang keberhasilan siswa dalam belajar. Dengan kondisi yang
saling mendukung siswa lebih optimal dalam proses pembelajaran di kelas dan di
luar kelas. Karena pendidikan di sekolah hanya berlangsung beberapa jam saja, selebihnya
siswa akan belajar dan dibimbing oleh orang tua dan masyarakat.
Sebelum
membahas tentang peran guru, orang tua dan msayarakat, akan disajikan tabel
tentang keadaan negara indonesia dan turki ditinjau dari luas wilayah dan
jumlah penduduk.
Dari tebel di atas
menunjukkan bahwa indonesia memiliki luas wilayah dan jumlah penduduk yang jauh
lebih luas dan babnyak jika dibandingkan dengan negara Turki. Hal ini
menandakan bahwa indonesia memiliki potensi yang lebih besar untuk
mengembangkan potensi sumberdaya alam dan manusianya, dan tidak terkecuali
pendidikan.
Dalam pelaksanaan sistem pendidikan
di Turki sudah sangat maju, beberapa kepala sekolah dari Indonesia yang
melakukan studi banding ke Turki melihat langsung proses pembelajaran seperti;
kegiatan moving class, aktifitas organisasi semacam MGMP (Musyawarah Guru Mata
Pelajaran) dan MKKS ( Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) dan lain-lain. Mereka
juga melihat setelah jam pelajaran usai guru-guru di sana masih tinggal di
sekolah sampai sore untuk mendiskusikan persoalan-persoalan yang muncul pada
hari itu.
Di Turki
juga terlihat sekali hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dengan masyarakat. Satu hal contoh
kedekatan hubungan antara sekolah dengan orang tua siswa dan masyarakat sekitar
sekolah. Sekolah menyediakan kamera monitor yang bisa diakses langsung oleh
orang tua siswa dari rumahnya. Orang tua bisa mengetahui kegiatan anaknya di
sekolah, aktifitasnya didalam kelas dan lain-lain. Jadi orang tua ikut
mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran. Dengan demikian guru juga tidak bisa
berbuat macam-macam. Dan guru-guru disana memperlakukan siswa-siswanya dengan
sangat baik.
Dalam makalah ini
mengapa perlu melihat perbandingan peran guru, orang tua dan masyarakat dalam
pendidikan antara Turki dan Indonesia adalah karena masyarakat di Turki sangat
memperhatikan pendidikan, mereka menyisihkan sebagian pendapatannya untuk
membangun pendidikan. Apalagi mayoritas penduduknya beragama islam seperti di
Indonesia.
Menurut Najah
(2006) Pendidikan di Turki dapat lebih maju dibandingkan di negeri kita. Peran
masyarakat dan perusahaan (stakeholder) sangat tinggi, sehingga pendidikan di
Turki lebih maju dibandingkan di Indonesia. Padahal prestasi anak-anak
kita lebih gemilang prestasinya. Anak-anak kita banyak yang
sukses dalam berbagai ajang olympiade sains. Bahkan putra Indonesia semacam
Prof Dr BJ Habibie diakui kemampuannya di dunia internasional. Bahkan
semestinya bangsa kita patut berbangga karena memiliki saintis belia yang
mengukir prestasi tingkat dunia. Berbagai penelitian dari
lembaga-lembaga internasional memang menempatkan Indonesia pada urutan-urutan
terakhir dalam strata kualitas pendidikan. Mereka menilai, kita kurang bermutu,
tapi sebenarya bukan disitu letak soalnya.
Secara umum
instrument input pendidikan di Indonesia yang kurang memadai, hingga
menyebabkan proses pembelajaran tidak dapat berjalan secara optimal. Karena
guru sebagai salah satu unsur instrument input, dengan penghasilan yang
pas-pasan, ditambah dengan fasilitas belajar yang kurang tersedia dengan baik,
bagaimana mungkin mengharapkan mereka dapat berbuat secara optimal. Di sisi
lain, ada kesenjangan kualitas yang sangat tinggi.Di Indonesia ada
sekolah-sekolah yang mampu menyediakan semua unsur instrument inputnya secara
sangat memadai, seperti fasilitas belajarnya, guru-guru yang hidupnya
sejahtera, metode mengajar yang variatif dan berpusat pada murid, tetapi
dibelahan lain ada lebih banyak lagi sekolah yang tidak memiliki apa-apa
kecuali semangat untuk tetap eksis.
Kesenjangan inilah
yang kemudian menunjukkan pada kita semua bahwa hanya sekolah-sekolah tertentu
saja yang muridnya punya peluang untuk menunjukkan kemampuan intelektual
mereka, sementara butir-butir mutiara yang tersebar luas di segala penjuru
tanah air tidak dapat terlalu banyak berharap. Karena itu kesenjangan inilah
yang perlu diatasi, dan sesuai amanat konstitusi, peran masyarakat, para
pengusaha dan para donatur untuk berperan aktif dalam melakukan pembinaan,
pemerataan kualitas pendidikan dengan memberikan nilai-nilai positif baik
materiil maupun imateriil.
Nirwan (2009)
mengatakan, kepedulian masyarakat terhadap mutu pendidikan dan memberikan
kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan pendidikan di Turki. Sebagai contoh adalah Sekolah menengah
“ Ahmet Ulusoy”. Lokasi Sekolah menengah Ahmet Ulusoy ini merupakan
sumbangan dari seorang konglemerat di daerah Cankaya yang bernama Ahmet Ulusoy.
Sekolah ini merupakan satu dari 7 sekolah di bawah naungan Atlantik School di
daerah Cankaya (bagian dari kota Ankara). Jumlah murid di sekolah ini 750 orang
, 200 orang siswa tinggal di asrama putera dan 35 siswi tinggal di asrama
puteri. Bagi siswa-siswi yang tinggal bersama orangtua disediakan 50 buah bis
sekolah untuk antar jemput.
Sekolah
dilaksanakn Senin s.d Jumat dari jam 09.00 s.d 16.30. Ilhan Yerli, general
manajer yang mengelolah 7 sekolah Atlantik di daerah Cankaya, mengatakan bahwa
tidak hanya orang kaya saja yang peduli akan pendidikan anak-anak di Turki akan
tetapi semua masyarakat juga sangat peduli akan hal yang satu ini. Semua orang
baik kaya maupun orang yang hidup pas-pasan sudah terbiasa menyumbangkan uang
mereka untuk memajukan pendidikan. Yang lebih berkesan lagi bahwa setiap
penyumbang, besar atau kecil, tidak pernah ikut campur tentang penggunaan uang
yang mereka sumbangkan.
M.Hakan Aycicek
(dalam Nirwan 2009), seorang manajer Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Menengah Samanyolu,,Ankara,Turki, mengatakan bahwa partisipasi orangtua dalam
pendidikan merupakan sebuah keharusan. Sekolah harus bisa meyakinkan para
orangtua siswa akan pentingya peranserta mereka demi kemajuan anak-anak mereka.
Beberapa kegiatan
yang rutin mereka lakukan untuk melibatkan orangtua dalam pendidikan adalah,
memberikan bimbingan dan konseling bagi orang tua, mengadakan seminar dengan
berbagai macam tema bagi orangtua, membuat persatuan orang tua siswa,
mengadakan kegiatan pengumpulan dana amal yang dikoordinir oleh orangtua.
Sepintas lalu semua kegiatan yang mereka lakukan ini tidaklah jauh berbeda
dengan apa yang telah dilakukan sekolah-sekolah di Indonesia akan tetapi semua
itu tidak hanya berupa program di atas kertas sekolah atau dengan kata lain
benar-benar kegiatan nyata.
Mr Hakan
mengatakan bahwa pada awalnya melibatkan orangtua secara aktif dalam kegiatan
sekolah dan peduli pada pendidikan merupakan pekerjaan yang berat. Beliau
mengatakan sebagai seorang Konselor di sekolah kita tidak boleh menyerah
mengajak orangtua untuk peduli dalam pendidikan. Sekolah selalu
memberikan pengertian kepada para orang tua bahwa anak-anak adalah calon
generasi penerus yang nantinya akan memimpin bangsa dan negara ini, karena itu
orang tua harus ikut terlibat dalam kemajuan pendidikan anak-anak mereka.
Kemajuan yang
sudah dicapai Turki selama 9 tahun terakhir antara lain: pengembangan
kurikulum, kemampuan fisik siswa, perbaikan dan pembangunan gedung sekolah
baru, peningkatan mutu guru, bimbingan
dan konseling serta penggunaan ICT di sekolah. Khusus mengenai program
peningkatan mutu guru, Mr, Fatih menjelaskan bahwa di Turki, sekolah
mendaftarkan guru-guru yang dianggap memerlukan program pengembangan ke lembaga
pelatihan yang ada di Turki setahun sebelum mengikuti pelatihan. Pihak sekolah
lebih tahu apa yang dibutuhkan oleh guru mereka atau sekolah lebih mengetahui
guru mana saja yang perlu ditingkatkan kompetensinya.
Mengenai alasan
mereka sangat peduli dengan pendidikan adalah bahwa Negara mereka di masa depan
akan dipimpin oleh anak-anak mereka sekarang. Oleh karena itu jika mereka
diberi pendidikan yang baik maka Negara ini akan mereka kelola dengan baik pula
pada waktunya nanti. Alasan lain yang mereka sampaikan bahwa dalam memberikan sumbangan kepada
sekolah mereka niatkan untuk beramal sesuai dengan ajaran agama. Jadi di Turki
baik orang kaya maupun yang hidup pas-pasan semua sudah terbiasa menyumbangkan
uang mereka untuk kemajuan pendidikan anak-anak mereka sehingga
pendidikan di Turki dapat lebih maju dan merata bagi semua anak, sedangkan di
Indonesia hanya sebagian kecil saja dari orang kaya dan pengusaha yang
membangun sekolah bertaraf Internasional, itupun hanya mereka yang mempunyai
biaya saja yang mendapatkan kesempatan untuk belajar di sana karena untuk masuk
ke sekolah swasta bertaraf Internasional perlu biaya yang sangat besar.
F.
Kesimpulan
1. Peran
guru, orang tua dan masyarakat di Indonesia masih kurang optimal jika
dibandingkan dengan negara Turki yang sudah lebih baik.
2. Pendidikan
di Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara Turki
dilihat dari peringkat pendidikan dunia.
G. Saran
1. Bagi
pemerintah, agar lebih memperhatikan komponen pendidikan baik guru, orang tua
dan masyarakat serta sarana dan prasarana agar terselenggaranya pendidikan yang
berkualitas.
2. Bagi
orang tua masyarakat, agar lebih memperhatikan pendidikan putra-putrinya dengan
melakukan pengawasan yang lebih intensif agar tidak terjerumus kepergaulan yang
nengatif.
3. Bagi
Guru, agar selalu meningkatkan kompetensi dan profesionalitas agar siswa
tertarik dengan pembelajaran yang diberikan.
Daftar Pustaka
Mirwani (2010),
Wawancara, Kepala Sekolah RSBI, SMP Negeri 1 Palembang
Najah, Fajrun (2006), Direktorat
Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta Copyright
© 2006 TENDIK.
Nirwan (2009), Laporan Kepala Sekolah RSBI ke Turki