A.
Latar Belakang
Aktivitas
penelitian pada dasarnya sering dilakukan oleh manusia. Tidak hanya kalangan
professor, doktor, atau juga mahasiswa. Secara tak sadar ketika seorang ibu
melakukan pengamatan atas perkembangan anaknya jika dikorelasikan dengan susu
formula yang diberikan, pada saat itulah sebenarnya ibu tersebut telah
melakukan salah satu tindak penelitian. Demikian pula bapak tani ketika
melakukan pengamatan atas jenis pupuk yang dipakai dikorelasikan dengan hasil
panennya. Hanya saja penelitian itu tidak terstruktur dengan metode tertentu.
Mungkin
karena dekatnya mahasiswa dengan label orang yang berpendidikan dan berilmu
pengetahuan, ada masyarakat pedesaan yang menyebutkan kegiatan mahasiswa di
desa adalah dalam rangka penelitian. Sehingga sebenarnya istilah penelitian ini
memang tidak asing ditelinga masyarakat umumnya.
Penelitian
itu sendiri memiliki banyak definisi. Supranto mendefinisikan penelitian
sebagai suatu kegiatan untuk memperoleh data dan informasi yang berguna untuk
mengetahui sesuatu, untuk memecahkan masalah, atau untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan. Sedangkan Sekaran mendefinisikan penelitian sebagai proses dengan
berbagai langkah dalam menemukan solusi terhadap masalah yang problematik guna
membantu manajer untuk membuat keputusan yang tepat.
Dari
definisi diatas diperoleh kata kunci penelitian meliputi tiga hal yaitu proses,
masalah dan pengambilan keputusan. Dan untuk sampai pada pengambilan keputusan
diperlukan yang namanya metode untuk menganalisis data yang terkumpul. Adapun analisis
data yang menggunakan teori dan rumus-rumus statistik dalam dunia penelitian
disebut sebagai penelitian kuantitatif.
Metode kuantitatif
disebut sebagai metode positifistik karena berlandaskan pada filsafat
positivisme. metode ini sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi
kaidah-kaidah yang konkrit, objektif, terukur, rasional dan sistematis
(Sugiono, 2010).
Dan dalam
perkembangannya penelitian kuantitatif ini tidak hanya digandrungi oleh
mahasiswa yang kuliah dijurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Tetapi
sudah tidak jarang mahasiswa S1 maupun S2 yang mengambil pendekatan kuantitatif
dalam penelitiannya. Hal ini bisa disebabkan karena karakter kerja penelitian
kuantitatif yang terencana, sistematis, dan jelas sejak awal hingga tahap pengembilan
keputusan. Demikian pula bagi para calon magister Pendidikan Islam penting
kiranya untuk memahami penelitian kuantitatif ini sebagai alternative pilihan
penelitiannya nanti. Dan untuk itulah makalah ini dibuat.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah definisi penelitian
kuantitatif?
2. Apa sajakah kelebihan dan
kekurangan penelitian kuantitatif?
3. Apa sajakah ragam
penelitian kuantitatif?
4. Apakah ciri-ciri judul
penelitian kuantitatif?
5. Bagaimanakah proses
penelitian kuantitatif?
C.
Tujuan Pembahasan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi
penelitian kuantitatif
2. Untuk mengetahui kelebihan
dan kekurangan penelitian kuantitatif.
3. Untuk mengetahui ragam
penelitian kuantitatif.
4. Untuk mengetahui cirri-ciri
judul penelitian kuantitatif.
5. Untuk mengetahui proses
penelitian kuantitatif
D.
Pembahasan
1. Definisi Penelitian
Kuantitatif
Penelitian
kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah
sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan
desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari
hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila
disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya. Namun bukan
berarti penelitian kuantitatif bersih dari data yang berupa informasi
kualitatif.
Penelitian
kuantitatif dibangun oleh paradigma positivisme. Sebuah paradigma yang di
ilhami oleh David Hume, John Locke, dan Berkeley yang menekankan pengalaman
sebagai sumber pengetahuan dan memandang pengetahuan memiliki kesamaan hubungan
dengan aliran filsafat yang dikenal dengan nama positivisme. Untuk selanjutnya
penelitian kuantitatif dikembangkan oleh para penganut paham positiviesme yang
dipelopori oleh August Comte. Mereka berpendapat bahwa untuk memacu
perkembangan ilmu-ilmu social, maka metode metode Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
harus diadopsi ke dalam riset-riset ilmu social.
Berdasar
pada paradigma di atas maka lingkup penelitian kuantitatif sama dengan besaran
ruang lingkup social, seperti pendidikan, sosiologi, politik, ekonomi, hukum,
administrasi, komunikasi dan sebagainya, karena semua objek kemasyarakatan
menjadi objek dan ruang lingkup penelitian kuantitatif. Sehingga penelitian
kuantitatif ini menekankan pada hasil survey yang berbeda dengan penelitian
kualitatif yang menekankan pada studi kasus.
Secara
lebih detail perbedaan antara penelitian kualitatif dengan kuantitatif
dijabarkan dalam table berikut:
Tabel. Perbedaan Penelitian
Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif
No
|
Unsur
|
Penelitian Kuantitatif
|
Penelitian Kualitatif
|
1
|
Kejelasan Unsur
|
Tujuan, pendekatan, subjek, sumber data sudah mantap, dan rinci
sejak awal
|
Subjek sampel, sumber data tidak mantap dan rinci, masih flexsibel,
timbul saat berlangsung
|
2
|
Langkah penelitian
|
Segala sesuatu di rencanakan sampai matang ketika persiapan
disusun
|
Baru diketahui dengan mantap dan jelas setelah penelitian
selesai
|
3
|
Sampel dan populasi
|
Dapat menggunakan sampel dan hasil penelitiannya diberlakukan
untuk populasi
|
Tidak dapat menggunakan pendekatan populasi dan sampel. Dengan
kata lain dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi dan
sampel, istilah yang digunakan adalah setting. Hasil penelitia hanya berlaku
bagi setting yang bersangkutan.
|
4
|
Hipotesis
|
a. Mengajukan hipotesis yang
akan diuji dalam penelitian
b. Hipotesis menentukan
hasil yang diramalkan
|
Tidak mengemukakan hipotesis sebelumnya, tetapi dapat lahir
selama penelitian berlangsung. Hasil penelitian terbuka.
|
5
|
Desain
|
Dalam desain jelas langkah-langkah penelitian dan hasil yang
diharapkan
|
Desain penelitiannya adalah flexible dengan langkah dan hasil
yang tidak dapat dipastikan sebelumnya.
|
6
|
Pengumpulan data
|
Kegiatan pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan
|
Kegiatan pengumpulan data harus selalu dilakukan oleh peneliti
sendiri.
|
7
|
Analisis data
|
Dilakukan sesudah semua data terkumpul
|
Dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data.[5]
|
8
|
Pemberi Informasi
|
Disebut responden
|
Disebut informan
|
9
|
Data
|
Berupa data kuantitatif atau dalam bentuk angka
|
Berupa narasi dan angka
|
10
|
Instrumen penelitian
|
Berupa kuisioner yang tidak boleh diinterpretasikan oleh
pengedar kuisioner dan tidak juga boleh ditambah atau dikurangi
|
Instrument penelitian adalah peneliti sendiri, sehingga peneliti
harus konseptual dan teoritikal.[6]
|
2. Kelebihan dan Kekurangan
Penelitian Kuantitatif
a. Kelebihan Metode Kuantitatif
1) Dapat digunakan untuk menduga atau
meramal.
2) Hasil analisis dapat diperoleh dengan
akurat bila digunakan sesuai aturan.
3) Dapat digunakan untuk mengukur
interaksi hubungan antara dua atau lebil variabel.
4) Dapat menyederhanakan realitas
permasalahan yang kompleks dan rumit dalam sebuah model.
b. Kekurangan Metode Kuantitatif
1) Berdasarkan pada anggapan-anggapan
(asumsi)
2) Asumsi tidak sesuai dengan realitas
yang terjadi atau menyimpang jauh maka kemampuannya tidak dapat dijamin bahkan
menyesatkan.
3) Data harus berdistribusi normal dan
hanya dapat digunakan untuk menganalisis data yang populasi atau sampelnya
sama.
4) Tidak dapat dipergunakan untuk
menganalisis dengan cuplikan (sampel) yang jumlahnya sedikit (> 30).
3.
Ragam Penelitian Kuantitatif
Ragam
atau jenis penelitian kuantitatif digolongkan menjadi beberapa macam. Ragam
penelitian ini dibuat sebanyak mungkin untuk menghindari terjadinya tumpang
tindih antara ragam yang satu dengan lainnya. Namun meski demikian kategorisasi
ini tidak harus diikuti, karena pada prakteknya tidak jarang terjadi
pengabungan satu dua ragam penelitian guna menyesuaikan satu model penelitian
dengan masalah yang dihadapi. Hal ini bisa disebabkan oleh kompleknya akibat
dari gejala dan variable yang ada di masyarakat. Berikut table ragam penelitian
menurut jenis penggolongannya.
Tabel. Ragam penelitian
Kuantitatif.
No
|
Penggolongan Menurut
|
Ragam Penelitian
|
1
|
Tujuan
|
a.
Eksplorasi
b.
Pengembangan
c.
Verifikasi
|
2
|
Pendekatan
|
a.
Longitudinal
b.
Cross
sectional
c.
Kuantitatif
d. Survei
e.
Assessment
f.
Evaluasi
g.
Action Reserch
|
3
|
Tempat
|
a.
Library
b.
Laboratorium
c.
Field
|
4
|
Bidang ilmu
|
a.
Pendidikan
b.
Agama
c.
Manajemen
d. Komunikasi
e.
Administrasi
f.
Bahasa
g.
Hokum
h.
Sejarah
i.
Antropologi
j.
Sosiologi
k.
Filsafat,
dl
|
5
|
Taraf Penelitian
|
a.
Deskriptif
b.
Eksplanasi
|
6
|
Saat Terjadinya Variabel
|
a.
Historis
b.
Ekspos-Fakto
c.
Eksperimen
|
4.
Ciri – Ciri Judul Penelitian Kuantitatif
Adapun
ciri judul penelitian kuantitatif biasanya kata yang digunakan diawal judul
adalah:
1. Hubungan
2. Kontribusi
3. Pengaruh
4. Perbedaan
5. Persepsi
Dari kata
awal judul diatas maka penelitian kuantitatif dapat digunakan untuk mengetahui
perasaan seseorang. Karena perasaan seseorang itu bisa dituangkan sebagai
persepsi orang tersebut. Sehingga persepsi bisa dianalisis dengan kuantitatif.
Adapun contoh penggunaan pendekatan kuantitatif dalam kehidupan sehari-hari
misalnya, penelitian yang dilakukan untuk meneliti bentrok antara aparat
keamanan dan mahasiswa yang berdemontrasi. Kemudian penelitian tentang perilaku
remaja, dan lain sebagainya.
5.
Proses Penelitian Kuantitaif
Proses
penelitian yang dimaksud adalah kerangka kerja peneliti dalam melakukan
penelitian kuantitatif. Minimal ada enam langkah yang harus dilakukan oleh
peneliti yang meliputi:
a. Mengeksplorasi,
merumuskan dan penentuan masalah yang akan diteliti
Pada tahap
ini peneliti diharuskan untuk mencari topic masalah yang diminati yang
disesuaikan dengan tujuan penelitiannya. Topic masalah dianggap sebagai
kerangka besar masalah sedangkan masalah adalah bagian-bagaian dalam topic itu.
Bila masalah sudah ditemukan maka peneliti boleh melanjutkan ke tahap pembuatan
judul.
Hal
penting yang perlu diingat oleh peneliti bahwa kebiasaan menggonta-ganti topic,
masalah dan judul yang telah dipilih adalah tidak membantu penyelesaian
persoalan. Karena hal itu malah menjadikan peneliti tidak beranjak alias diam
ditempat. Adapun pertimbangan dalam memilih masalah minimal ada dua hal:
1) Pertimbangan objektif
Maksud
dari pertimbangan objektif disini adalah pertimbangan berdasarkan masalah itu
sendiri, layak tidak layak masalah itu diangkat. Penentuan kelayakan masalah
itu minimal didasarkan pada pertimbangan kualitas masalah itu dan dapatnya
masalah itu dikonseptualisasikan.
2) Pertimbangan subjektif
Pertimbangan
subjektif adalah pertimbangan seputar kredibilitas peneliti terhadap apa yang
akan ditelitinya. Sehingga hal-hal yang dipertimbangkan disini mencakup minat,
dana, kemampuan, waktu dan lain-lain yang dimiliki peneliti terhadap masalah
yang akan ditelitinya.
Apabila
kedua pertimbangan di atas mengarah pada kondisi yang posisif maka peneliti
bisa melanjutkan untuk mengambil keputusan atas masalah penelitian yang akan
ditempuh. Bila hasil dari kedua pertimbangan tersebut negative maka bisa
dipertimbangakan untuk tidak memlih masalah tersebut.
b. Mendesain
model penelitian dan parameter penelitian
Langkah
selanjutnya bagi peneliti setelah menetapkan masalah yang akan diteliti adalah
memilih desain penelitian. Untuk melangkah menuju desain penlitian kuantitatif
seorang peneliti hendaknya menentukan konsep penelitiannya. Sedangkan konsep
penelitian dapat diperoleh dengan generalisasi dan abstraksi. Generalisasi
adalah proses bagaimana memperoleh prinsip dari berbagai pengalaman yang
berasal dari literature dan empiris. Sedangkan abstraksi mencakup
ciri-ciri umum yang khas dari fenomena yang dibicarakan itu.
Hal
penting lainnya yang harus diperhatikan oleh peneliti dalam membuat konsep
penelitian adalah desain variabel dan interaksi antar variabel. Dan perlu
diingat bahwa konseptualisasi dalam penelitian kuantitatif akan terbentuk jika
peneliti membaca teori yang akan digunakan dalam penelitiannya. Apabila teori
dan konsep telah terbentuk peneliti bisa menentukan metode penelitian yang akan
digunakan.
Variabel Kuantitatif
Variabel
adalah fenomena yang bervariasi dalam bentuk kualitas, kuantitas, mutu standard
dan lain sebagianya. Agar variabel dapat di ukur maka harus dijelaskan konsep
operasioanal variabel, meliputi parameter (ringkasan variabel) atau
indikator-indikatornya. Secara konsep variabel dibedakan menjadi empat jenis,
yaitu:
1. Variabel Terikat
Variabel
terikat adalah variabel yang menjadi perhatian utama dan menjadi sasaran dalam
penelitian.
2. Variabel Bebas
Variabel
bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan variabel terikat dan
mempunyai hubungan positif dan negatif.
3. Variabel Moderator
Variabel
moderator adalah variabel yang memiliki pengaruh ketergantungan yang kuat dalam
hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas. Kehadiran variabel
moderator ini akan mengubah hubungan awal antara variabel bebas dengan variabel
terikat.
4. Variabel Antara
Variabel
antara adalah variabel yang bisa muncul saat variabel bebas mulai mempengaruhi
variabel terikat.
Adapun
karakteristik variabel kuantitatif dibedakan menjadi 2 yaitu variabel diskrit
dan variabel kontinyu.
a. Variabel diskrit (nominal)
Variabel
yang hanya dikategorikan menjadi 2 kutub yaitu “ya” dan “tidak”. Angka-angka
yang digunakan dalam variabel diskrit adalah untuk menghitung banyaknya.
b. Variabel kontinyu
Variabel
kontinyu dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Variabel ordinal
Variabel
yang menunjukkan tingkatan-tingkatan. Missal: tingkat kecerdasan siswa mulai
dari kurang, sangat kurang, bagus.
2. Variabel interval
Sebuah
variabel yang selain menunjukkan klasifikasi tingkatan juga memiliki jarak yang
dapat diketahui.
3. Variabel ratio
Adalah
sebuah variabel yang selain menunjukkan klasifikasi tingkatan, juga memiliki
jarak yang dapat diketahui dengan pasti. Contoh: berat badan, usia, dan
lain-lain.
Hubungan antar variabel
dibedakan menjadi 3 yaitu:
a. Hubungan simetris, yaitu
variabel satu tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya.
b. Hubungan asimetris, yaitu
apabila satu variabel mempengaruhi variabel lainnya.
c. Hubungan timbale balik,
yaitu kedua variabel saling mempengaruhi.
Hipotesis Penelitian
Kuantitatif
Hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Jawaban tersebut masih perlu
diuji kebenarannya. Adapun cara merumuskan hipotesis minmal memenuhi 3 kriteria
yaitu:
1. Hipotesis harus mendukung
judul, masalah, dan tujuan penelitian
2. Hipotesis harus dapat diuji
berdasarkan data empiris
3. Hipotesis harus bersifat
spesifik
Adapun
jenis hipotesis dalam dunia statistic dikenal ada 2 macam, yaitu hipotesis nol
(Ho) dan hipotesis alternative (Ha). Hipotesis nol adalah hipotesis yang
menyatakan adanya atau tidak adanya perbedaan atau tidak ada pengaruh antara dua
variabel yang dipersoalkan. Hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis yang
menyatakan ketidaksamaan, perbedaan, atau adanya pengaruh antara dua variabel
yang dipersoalkan. Contoh: Ho : Tidak ada hubungan antara stress yang dialami
mahasiswa dengan banyaknya tugas kuliah. Maka Ha : ada hubungan stress yang
dialami mahasiswa dengan banyaknya tugas kuliah.
Populasi dan Sampel
Populasi
adalah seluruh elemen penelitian, bisa berupa orang, produk, lembaga, dan
lain-lainnya. Sedangkan sampel adalah suatu himpunan bagian dari populasi yang
anggotanya disebut sebagai subjek, sedangkan anggota populasi disebut elemen.
Banyak teori guna mengukur jumlah sampel yang diperlukan. Missal teori Slovin,
gay dan lain-lain.
Margono
(2000: 121) menjelaskan bahwa populasi adalah seluruh individu yang menjadi
perhatian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Warsito (1992:
49) menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat
terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, perusahaan,
atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam
suatu penelitian.
Mendesain instrument
pengumpulan data penelitian
Instrument
penelitian dalam kegiatan penelitian ibarat sebuah jala atau jaring yang
digunakan untuk menangkap data sebanyak dan sevalid mungkin. Karena peran
inilah yang menjadikan instrument penelitian memiliki posisi amat penting dalam
penelitian. Instrument penelitian dibedakan menjadi beberapa model. Diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Wawancara (interview)
Wawancara
adalah percakapan yang dilakukan oleh peneliti dengan responden. Ada beberapa
model wawancara yang bisa dilakukan oleh peneliti. Pertama, wawancara
terstruktur. Wawancara, menurut Moleong dalam Sukardi (2006) adalah kegiatan percakapan
dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara
dan yang diwawancarai.Wawancara ini dilakukan dengan daftar pertanyaan yang
telah disiapkan sebelumnya dan dilakukan secara face to face, telepon
atau email. Kedua wawancara tidak terstruktur. Yaitu wawancara
yang daftar pertanyaannya tidak tersusun dengan baik.
b. Angket (quisioner)
Angket
atau quisioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan
sebelumnya untuk dijawab oleh responden. Jenis quisioner bisa dibedakan menjadi
dua. Pertama, Quisioner yang diberikan secara pribadi. Quisioner yang
diberikan secara pribadi ini dapat diterapkan ketika survey dilakukan dengan
ruang dan waktu yang terbatas. Kedua, Quisioner surat. Quisioner jenis
ini keuntungannya bisa menjangkau luas. Quisioner dikirim mellaui surat dan
kepada respondeng dan biasanya di lengkapi dengan amplop dan perangko balasan
untuk dikirim balik.
c. Pengamatan (observation)
Pengamatan
atau observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun
data penelitian, dan data penelitian tersebut dapat diamati oleh peneliti. Ada
beberapa bentuk observasi, yaitu:[15]
1. Observasi Berstruktur
Observasi berstruktur
adalah kegiatan observasi dimana peneliti telah menyiapkan materi pengamatan
dan instrumen yang akan digunakan. Observasi ini juga disebut pengamatan
sistematik.
2. Observasi Tidak Berstruktur
Observasi tidak berstruktur
maksudnya bahwa kegiatan observasi dilakukan tanpa menggunakan guide
observasi. Sehingga peneliti harus menguasai ilmu tentang objek yang diteliti.
d. Dokumentasi
Adalah
suatu metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, agenda, dan sebagainya dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh
data (Arikunto, 2006)
e. Test.
Tes
sebagai pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan dan latihan yang digunakan
untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Ada beberapa macam tes instrumen
pengumpulan data, diantaranya: tes kepribadian, tes bakat, tes prestasi, tes
sikap, tes intelegensia.
Data-data
yang diperoleh dari instrument inilah yang kemudian akan dianalisis untuk
menguji kesimpulan awal (hipotesa) yang telah ditentukan peneliti. Dari
penjabaran ini nampak bahwa instrument penelitian memiliki peran yang penting
dalam proses pengumpulan data.
Instrumen
yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.
a. Validitas
Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan
suatu instrument. Untuk memperoleh instrument yang valid peneliti harus
bertindak hati-hati sejak awal penyusunannya. Dengan mengikuti langkah-langkah
penyusunan instrument, yakni memecah variabel menjadi sub variabel, indicator,
kemudian merumuskan butir-butir pertanyaannya. Apabila cara dan isi tindakan
ini sudah betul, dapat dikatakan bahwa peneliti sudah boleh berharap memperoleh
instrument yang memiliki validitas logis.
Selain
validitas logis peneliti juga bisa menguji validitas empiris instrument.
Validitas empiris ini bisa diperoleh dengan cara peneliti mengujicobakan
instrument pada sasaran sesuai dengan sasaran dalam penelitian. Langkah ini
biasa disebut dengan uji coba (try out) isntrumen. Apabila hasil dari try
out ini baik maka berarti instrument sudah baik alias valid. Adapun macam
validitas di lihat dari cara pengujiannya ada 2, yaitu validitas internal dan
validitas eksternal.
Validitas
eksternal bisa dicapai bila data yang dihasilkan sesuai dengan data lain
mengenai variabel yang dimaksud penilitian. Rumus statistic yang dipakai untuk
uji validitas ini adalah rumus korelasi product moment Pearson. Sedangkan
validitas internal bisa dicapai apabila terdapat kesesuain antara
bagian-bagian instrument dengan instrument secara keseluruhan. Untuk uji
validitas internal ini rumus statistic yang diapakai adalah analisis factor dan
analisis butir.
b. Reliabilitas
Uji
reliabilitas instrument menunjukkan hasil pengukuran suatu instrument yang
tidak mengandung bias atau bebas dari kesalahan pengukuran. Reliabilitas secara
garis besar dibedakan menajdi 2 yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas
internal. Reliabilitas eksternal dapat dilakukan dengan teknik parallel dan
tekni ulang. Teknik parallel dilakukan dengan cara peneliti membuat 2 instrumen
yang sama kemudian di ujicobakan kepada sekelompok respondan dan mereka
mengerjkaanya dua kali. Setelah itu hasilnya dikorelasikan dengan rumus
korelasi pearson.
Sedangkan
teknik ulang dilakukan dengan cara peneliti membuat satu instrument kemudian
diujicobakan kepada responden dan dilain waktu diujicobakan lagai pada
responden yang sama. Setelah itu hasilnya di korelasikan dengan rumus
stastistik.
Reliabilitas
internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil
pengetesan. Ada bebeapa rumus statistic yang bisa dipakai diantaranya rumus
alpha, rumus rulon dan lain-lain.
Melakukan pengumpulan data
penelitian
Proses
pengumpulan data penelitian kuantitatif harus terprogram dan terencana. Hal-hal
yang harus disiapkan oleh peneliti dalam tahap pengumpulan data adalah sebagai
berikut:
a. Membuat schedule penelitian
Schedule penelitian berisi
hal-hal yang harus dikerjakan, kapan waktunya dan deadline selesai dan lain-lain.
b. Persiapan admisintrasi
Persiapan administrasi yang
dimaksud seperti meliputi persiapan surat-menyurat, pengurusan ijin penelitian,
persiapan pertemuan-pertemuan, persiapan alat-alat penelitian, dan lain-lain.
c. Organisasi tim peneliti
Organisasi ini untuk
penelitian kolektif, untuk penelitian individual tidak memerlukan
pengorganisasian seperti ini.
d. Penyusuan anggaran
penelitian
Bagi penelitian individual
penyusuan anggaran tidak mutlak diperlukan karena semua pengeluaran langsung
dikoordinasi sendiri dengan biaya sendiri. Tapi bagi penelitian kolektif yang
membutuhkan donor dari pihak lain maka perlu membuat rencana anggaran dana.
e. Lembaga donor
Lembaga donor ini dibagi
menjadi dua yaitu lembaga donor pemerintah dan non pemrintah.
f. Ujicoba dan revisi instrument
penelitian
Adapun instrument
penelitian yang membutuhkan uji coba adalah jenis angket. Sedangkan jenis
wawancara, observasi, interview, dokumentasi dan lainnya tidak harus diuji
cobakan. Karena instrument ini selalu bersama peneliti.
g. Field workers dan tenaga asisten
Tenaga bantu ini diperlukan
biasanya dalam penelitian kuantitatif yang dilakukan pada populasi yang sangat
luas. Sehingga peneliti membutuhkan bantuan orang lain.
h. Mengambil data dilapangan
Apabila seluruh persiapan
penelitian diatas sudah selesai maka pengumpulan data bisa dimulai. Beberapa
ahli mengatakan bahwa jika suatu penelitian sudah sampai pada pengumpulan data
maka penelitian tersebut 80% sudah selesai.
Adapun
etika dalam pengumpulan data yang sebaiknya diterapkan peneliti adalah: pertama,
mampu meyakinkan bahwa privasi dan kerahasiaan responden adalah tanggungjawab
peneliti. Kedua, tujuan penelitian harus dijelaskan pada subjek
penelitan. Ketiga, jangan bertanya data yang sifatnya pribadi yang tidak
ada sangkut pautnya dengan tujuan penelitian. Keempat, jika responden
tidak setuju atau tidak tertarik untuk memberikan respon maka harus tetap di
hormati. Lima, tidak boleh terjadi distorsi dalam melaporkan data yang
dikumpulkan selama penelitian.
Mengolah dan menganalisis
data hasil penelitian
a. Mengolah
Data
Pada
analisis data kuantitatif, maka pengolahan data merupakan kegiatan pendahuluan
yang meliputi tiga tahap, yaitu:
1. Tahap editing (Pemeriksaan
Data)
Bebarapa hal yang perlu
diperhatikan pada tahap editing adalah sebagai berikut: pertama, lengkapnya
pengisian jawaban. Kedua, kejelasan tulisan. Ketiga, kejelasan
makna jawaban. Keempat, keajekan kesesuaian jawaban. Kelima,
relevansi jawaban. Keenam keseragaman kesatuan jawaban.
2. Tahap coding (pembuatan
kode)
Apabila tahap editing telah
selesai dilanjutkan dengan pembuatan kode (coding) sebagai usaha
menyederhanakan data. Hal ini dilakukan dengan memberi symbol angka pada
tiap-tiap jawaban. Manfaat coding ini adalah memudahkan analisis
data dan penyimpanan data. Pembuatan kode dilakukan sebelum penelitian
jika pertanyaan bersifat tertutup. Sedangkan pertanyaan terbuka maka pemberian
kode setelah data diperoleh.
3. Tahap penyederhanaan data
Penyederhanaan data biasanya
terjadi pada data yang diperoleh melalui pertanyaan terbuka, sehingga
jawaban-jawaban responden yang berbeda-beda ini membutuhkan penyederhanaan.
Langkah penyederhaan ini bisa dengan penggolongan jawaban dengan jumlah
kategori yang terbatas.
4. Tahap mengode data
Mengkode data adalah tahap
akhhir dari kegiatan pengolahan data. mengkode data dilakukan dengan cara
memindahkan semua data dari kuisioner ke lembaran kode atau kartu tabulasi
dengan menggunkan kode sebagaimana yang telah ditetapkan pada buku kode.
b. Rencana
Analisis
Setelah
pengolahan data selesai maka langkah selanjutnya adalah menyusun rencana
analisis. Adapun tahapan menyusun rencana analisis meliputi:
1. Menentukan variabel yang
hendak dianalisis. Pada umumnya variabel ini sudah nampak pada hipotesis
penelitian.
2. Rekontruksi
variabel-variabel yang hendak dianalisis. Hal ini perlu karena terkadang data
yang diperoleh tidak selalu sama dengan apa yang direncanakan. Langkah yang
dilakukan adalah dengan meneliti data-data yang diperoleh kemudian melakukan
penjabaran variabel bila terdapat data yang keluar dari prediksi. Penjabaran
ini bisa dipandu dengan pengkodean yang disusun sebelumnya.
3. Pengelompokan
kategori/variabel kedalam kategori/variabel yang baru. Hal ini bertujuan untuk
menyederhanakan kategori jawaban yang bervariasi. Dalampengelompokan kategori
ini memperhatikan urutan kode, pemberian skor, dan pembentukan indeks dan
skala.
4. Table yang dibutuhkan.
Kebanyakan peneliti menyajikan data yang dikumpulkan kedalam bentuk tabel.
5. Statistik Yang Diperlukan
Adapun statistik yang
digunakan disesuaikan dengan tujuan penelitiannya. Jika penelitian
deskriptif maka statistik yang digunakan statistic deskriptif yang meliputi
distribusi frekuensi (untuk mengethaui penyebaran), mean modus median (untuk ukuran
pemusatan data), standar deviasi (untuk mengetahui ukuran penyimpangan).
Apabila
penelitian bertujuan menguji hipotesis maka digunakan statistic inferensial.
Peneliti harus mengecek apakah hipotesisnya terkategori hipotesis komparasi
(perbedaan, perbandingan) atau hipotesis korelasi (hubungan). Karena statistic
untuk kedua hipotesis tersebut berbeda.
a. Hipotesis komparasi
Untuk hipotesis perbedaan
(komparasi) maka statistic yang digunakan adalah uji t (t-test) dan uji Chi
Square. Cara menilainya dengan menguji harga “t” apabila menggunakan t-test
dan harga “x2” bila menggunakan chi square. Jelasnya bisa
memperhatikan table berikut:
Table 5.
nilai “t” dan “x2”
1. Hasil penelitian lebih atau sama besar dengan
batas nilai yang terdapat dalam table pengukuran
|
a. Perbedaan tersebut berarti signifikan
b. Hipotesis diterima
|
2.
2.
Hasil penelitian lebih kecil bila dibandingkan dengan batas nilai yang
terdapat dalam table pengukuran
|
a. Perbedaan tersebut tidak berarti signifikan
b. Hipotesis di tolak
|
b. Hipotesis korelasi
Dalam hipotesis korelasi
ini penerimaan dan penolakan terhadap hipotesis (Ho) dapat dijelaskan dengan
table berikut:
Table 6. Penolakan dan
Penerimaan Ho
Keadaan pengujian
|
Penjelasan pengujian
|
Nilai hitung (Nh) > Nilai Tabel (Nt)
|
Signifikan artinya Ho ditolak
|
Nilai hitung (Nh) < Nilai Tabel (Nt)
|
Tidak Signifikan artinya Ho diterima
|
Adapun
uji korelasi yang bisa digunakan untuk korelasi tunggal adalah teknik korelasi product
moment, teknik korelasi rank order, teknik korelasi contingency,
teknik korelasi tetrachoric. Untuk korelasi jamak bisa menggunakan rumus
korelasi Biserial, korelasi multiserial, SD tot.
Adapun
teknik uji regrisi digunakan untuk mengetahui bagaimana perbedaan sebuah
variabel mempengaruhi variabel lain. Uji regresi yang paling popular dalam
penelitian adalah analisis regresi linear dan analisis regresi multiregresi.
c. Analisis
dan Intepretasi
Setelah
analisis data selesai dan informasi telah diperoleh maka langkah selanjutnya
adalah interpretasi hasil-hasilnya guna mencari makna dan implikasi yang lebih
luas dari hasil penelitian tersebut. Interpretasi bisa sempit dalam artian
peneliti hanya melakukan interpretasi atas data dan hubungan yang ada dalam
penelitiannya. Bisa juga luas dalam arti peneliti membandingkan hasil
analisisnya dengan kesimpulan peneliti lain.
Interpretasi pada
dasarnya adalah, suatu penafsiran atas hasil dari suatu perhitungan atau
analisis data agar data berupa angka-angka itu dapat dilihat maknanya secara
verba. Adapun dalam penelitian kuantitatif
menggunakan hipotesis maka interpretasikan yang diberikan sesuai dengan hasil
uji hipotesisnya. Apabila Ho ditolak maka Ha diterima ataupun sebaliknya.
Kemudian hasil itu diterjemahkan kedalam bahasa kualitatif.
Mendesain laporan hasil
penelitian
Laporan
penelitian adalah tahap akhir dari penelitian kuantitatif. Laporan penelitian
amat penting karena ‘benda” ini menjadi peninggalan tertulis dari suatu
penelitian yang telah dilaksanakan. Ciri laporan yang baik diantaranya adalah
lengkap, ringkas dan jelas, susunan pargaraf runtut, bahasa tepat dan lain-lain.
Adapun bagian-bagian laporan adalah sebagai berikut:
a. Halaman Judul
b. Daftar isi
c. Proposal penelitian dan
surat pengesahan
d. Ringkasan eksekutif dan
synopsis
e. Bab pendahuluan
f. Isi laporan
g. Bagian akhir laporan
h. Ucapan terimakasih
i. Daftar pustaka
j. Lampiran
E.
Kesimpulan
1. Penelitian kuantitatif
adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.
2. Ruang lingkup penelitian
kuantitatif sama dengan besaran ruang lingkup sosial, seperti pendidikan,
sosiologi, politik, ekonomi, hukum, administrasi, komunikasi dan sebagainya.
3. Kelebihan metode
kuantitatif Dapat digunakan untuk
menduga atau meramal. Hasil analisis dapat diperoleh dengan akurat bila
digunakan sesuai aturan. Dapat digunakan untuk mengukur interaksi hudungan
antara dua/lebih variabel. Dapat menyederhanakan realitas permasalahan yang
kompleks dan rumit dalam sebuah model.
4. Kekurangan metode kuantitatif
Berdasarkan pada anggapan-anggapan (asumsi) Asumsi tidak sesuai dengan realitas
yang terjadi atau menyimpang jauh maka kemampuannya tidak dapat dijamin bahkan
menyesatkan. Data harus berdistribusi normal dan hanya dapat digunakan untuk
menganalisis data yang populasi/sampelnya sama. Tidak dapat dipergunakan untuk
menganalisis dengan cuplikan (sampel) yang jumlahnya sedikit (> 30)
Daftar
Pustaka
Arikunto, Suharsimi.
2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta
Sukardi. 2006. Penelitian Kualitatif Naturalistik dalam
Pendidikan. Yogyakarta: Usaha Keluarga.
No comments:
Post a Comment