Hewan Invertebrata adalah hewan yang
tidak bertulang belakang, serta memiliki struktur morfologi dan anatomi
lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang
punggung/belakang, juga sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran
darah lebih sederhana dibandingkan hewan invertebrata.
Filum-filum hewan invertebrate
a. Filum Porifera (hewan berfori)
seluruh tubuhnya berlubang-lubang halus, rangkanya tersusun dari zat
kapur, kersik, atau zat tanduk. Hidup di laut yang dangkal dan berair
jernih, karena hidup menempel maka tidak bisa bergerak bebasForifera merupakan hewan air dan hidup
di laut bentuk tubuh seperti tumbuhan yang melekat pada suatu dasar
laut, jadi forifera dapat berpindah tempat dengan bebas, tubuh forifera
seperti tabung yang memiliki banyak pori (lubang kecil pada sisinya dan
mempunyai rongga di bagian dalam) forifera dapat berkembang biak dengan
cara generatif dan vegetatif.
Forifera terdiri dari tiga kelas:
1) Kelas corcorea
Terdiri dari zat kapur (spikula) dan hidup di laut yang dangkal, contoh; seghpha SP, charsarina SP
2) Kelas hexactinelida
Terdiri atas zat kersik dan hidup di laut yang dalam. Contohnya pnerorepa SP
3) Kelas demospangia
Tubuh lunak bahkan tidak mempunyai rangka, contoh spongia SP
b. Filum coelentrata (hewan berongga)
Coelentrata berasal dari kata coilos
(berongga) dan entron (usus) coelentrata mempunyai dua macam bentuk
yakni bentuk pasif yang menempel pada suatu dasar dan tidak berpindah.
Coelentrata terdiri dari 3 kelas;
1) Kelas anthozoa
2) Kelas hydrozoa
3) Kelas scyphozoa
c. Filum platyhelminthes (cacing pipih)
Kata platyhelminthes berasal dari bahasa
Yunani, kata plays (pipih) dan hemlines (cacing). Platyhelminthes
adalah yang mempunyai pipih. Hewan golongan ini mempunyai tubuh simetris
bilateral, (kedua sisi sama), tubuh lunak dan tidak bersegmen (ruas)
tetapi tidak mempunyai peredaran darah.
Platyhelminthes terbagi ke dalam tiga kelas yaitu:
1) Kelas turbellaria (cacing berambut getar)
2) Kelas trematoda (cacing isap)
3) Kelas cestroda (cacing pita)
d. Filum Mollusca (hewan lunak)
Sesuai dengan namanya, hewan lunak
mempunyai tubuh lunak yang dilindungi oleh cangkang dari bahan kalsium
(kapur) mollusca bersifat hermoporit, mempunyai sistem pencernaan,
sistem pernapasan, dan sistem pengeluaran
Mollusca dibedakan menjadi 4 kelas;
1) Kelas lamilli brancuiata (golongan karang dan tiram)
2) Kelas gastropoda (golongan siput)
3) Kelas cephalopoda (golongan cumi-cumi)
4) Kelas amphineura
e. Filum enchinodermata (hewan berkulit duri)
Kata di atas berasal dari bahasa Yunani
echimos (landak) dan derma (kulit) semua hewan yang termasuk filum
echinodermata biasanya hidup di laut, bentuk tubuhnya simetris radial
(sisi tubuh melingkar sama). Mempunyai sistem ameudakral (sistem pompa
air). Rangka dalam berkapur dan memiliki banyak duri yang menonjol. Daya
generasinya amat besar.
Filum enchinodermata terdiri dari 5 kelas yaitu:
1) Kelas bintang laut (asteroidal)
2) Kelas landak laut (echinoidal)
3) Kelas bintang laut (opiuroidal)
4) Kelas lilin laut (crinoidal)
5) Kelas teripong (holothuroidae)
f. Filum antropoda
Filum ini mempunyai Jumlah species yang
paling besar dibandingkan filum-filum lain. Tubuh dan kaki beruasa-ruas
dan simetris bilateral, rangka luar mengandung zat kimia. Antropoda
mempunyai peredaran darah, tetapi darahnya tidak berwarna,
pertumbuhannya lama mengalami metamorfosis (perubahan bentuk).
Filum antropoda terdiri atas:
1) Kelas serangga (insecta)
2) Kelas laba-laba (arachoidae)
3) Kelas udang-udangan (erustacea)
4) Kelas lipan (mynapoda)
3. Sistem Pencernaan Pada Hewan Invertebrata
a. Sistem pencernaan pada hewan protozoa
Misalnya pada amoeba merupakan hewan
bersel satu segala aktivitas hidupnya terjadi di dalam sel itu sendiri.
Demikian juga pencernaan makanan terjadi di dalam sel, disebut
pencernaan indra sel.
Pada waktu amoeba mendapatkan makanan
segera amoeba membentuk kaki semu yang mengarah kepada makanan
selanjutnya dikelilingi kaki semu kemudian makanan tersebut dibawa ke
protoplasma. Dalam protoplasma yang mengandung makanan yang menghasilkan
enzim pencernaan. Dalam rongga makanan tersebut terjadi pencernaan
makanan. Makanan yang telah dicerna yang berupa sari makanan diserap
dari sisa-sisa makanan dan dikeluarkan dari dalam tubuh.
b. Sistem pencernaan pada golongan Vermes
Misalnya pada cacing tanah mempunyai saluran pencernaan yang terdiri atas mulut, kerongkongan, tembolok, empedal, usus dan anus.
Bagian depan kerongkongan agak membesar
disebut paring yang berfungsi untuk mengisap makanan dari mulut dan
membasahinya dengan lendir. Makanan cacing tanah berupa humus yang
terdapat di tanah yang bersifat asam, dikelilingi kerongkongan terhadap
tiga pasang kelenjar yang menghasilkan zat kapur yang dapat menetralkan
sifat asam makanannya.
c. Sistem pencernaan pada hewan insecta
Serangga misalnya belalang mempunyai
tembolok berfungsi untuk menyimpan makanan sementara di sebelah bawah
tembolok terdapat kelenjar ludah yang menghasilkan ludah. Ludah tersebut
dialirkan melalui saluran induk ke dalam rongga mulut. Dari tembolok
makanan masuk ke dalam empedal dan dalam empedal makanan dihancurkan,
selanjutnya makanan diteruskan ke dalam lambung. Di bagian depan lambung
terdapat enam pasang usus buntu yang berfungsi sebagai kelenjar
pencernaan. Makanan yang tidak dicerna diserap di dalam lambung.
Sisa-sisa makanan dari usus melalui peletum dikeluarkan melalui anus.
If a marketer fails to mention the importance of link building and content creation for your brand, you can say that you are with the wrong partner to help you with your business. Content marketing is an essential area in digital marketing that fuels brands with "free organic traffic" from the web. Digital Marketing
ReplyDelete