PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
(TIK) DALAM BIDANG PENDIDIKAN DI NEGARA KOREA SELATAN DAN INDONESIA
A. Pendahuluan
Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
secara umum adalah semua teknologi berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan
(akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi
(Kementerian Negara Riset dan Teknologi, 2006). Tercakup dalam definisi
tersebut adalah semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi, dan
infrastruktur komputer maupun (tele)komunikasi.
Dengan adanya teknologi
informasi dan komunikasi, dapat memudahkan kita untuk belajar dan mendapatkan
informasi yang kita butuhkan dari mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja.
Dalam dunia pendidikan perkembangan teknologi informasi mulai dirasa mempunyai
dampak yang positif karena dengan berkembangnya teknologi informasi dunia
pendidikan mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan. Banyak hal
yang dirasa berbeda dan berubah dibandingkan dengan cara yang berkembang
sebelumnya. Saat ini jarak dan waktu bukanlah sebagai masalah yang berarti
untuk mendapatkan ilmu., berbagai aplikasi tercipta untuk memfasilitasinya.
Pendidikan dengan sentuhan
TIK dapat membantu dalam proses transformasi pengetahuan terhadap siswa. Webster’s
New World Dictionary dalam Sagala (2009:01), menyatakan bahwa pendidikan adalah
proses pelatihan dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, pikiran, karakter,
dan seterusnya, khususnya lewat persekolahan formal. Sedangkan menurut
Suderadjat (2005:08), pendidikan adalah proses memanusiakan manusia, dengan
mengaktualisasikan seluruh potensi manusia menjadi kemampuan yang dapat digunakan dalam
kehidupan bermasyarakat. Dalam definisi tersebut jelas bahwa peran TIK sangat
dibutuhkan dalam pembelajaran agar siswa
mampu mengembangkan pengetahuan, keterampilan, pikiran dan karakter.
Jika meninjau dari negara
maju, ternyata keberhasilan pendidikan tidak lepas dari peran serta teknologi
komunikasi dan informasi. Dapat dikatakan, semakin maju teknologi dan
komunikasi di suatu negara, semakin maju pula pendidikan di negara tersebut.
Seperti halnya korea selatan, sudah sejak tahun 1970 internet sudah mulai
diperkenalkan yang dapat mendongkrak prestasi dibidang pendidikan dikorea.
pemerintah korea membentuk suatu usaha penyesuaian pendidikan dengan
perkembangan waktu. Memberikan perubahan aliran-aliran sosial, sejalan dengan
pemahaman baru bahwa pendidikan dan kebudayaan berlangsung sesuai perkembangan
sosial dan persaingan global. Penyesuaian pendidikan sesuai dengan perkembangan
waktu diserahkan untuk mengubah seluruh sistem pendidikan yaitu, infrastruktur
fisik, keterlibatan dalam berorganisasi, suasana ruang kelas dan pemikiran
manusia. Spesifikais dari sumber penghasilan manusia berdasarkan pada
pendidikan sosial.
Berdasarkan penelitian pada
tahun 2006 tentang program penilaian pelajar internasional dari OECD, korea
selatan menempati urutan pertama dalam pemecahan masalah, urutan ketiga dalam
matematikan dan kesebelas dalam bidang sains. Teknologi pada pedidikan korea
juga dikembangkan hingga diseluruh daratan korea dengan membuat jaringan akses
internet dengan kecepatan tinggi di sekolah dasar dan lanjutan. Sedangkan
menurut Economiest Intelligent Unithttp_e
learning_readiness, rankings.pdf, korea selatan menduduki peringkat kelima
dari 60 negara yang menggunakan ICT dalam bidang pendidikan dimana penerapan
ICT mereka yang menyeluruh serta tanpa batasan apapun sehingga kegiatan
pendidikan berjalan maksimal serta berbasis ful ICT. dimana di setap rumah
diadakan jaringan internet ultra high-speed dan jumlah pemakainya melebihi 10 juta
pada november 2002.
Berdasarkan uraian diatas,
perlu adanya pembahasan lebih mendalam berkaitan dengan penerapan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam bidang pendidikan di Negara Korea Selatan
dan Indonesia yang bermaksud untuk membandingkan dan pada akhirnya meningkatkan
mutu pendidikan di Indoneisa.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana Penerapan TIK dalam bidang
pendidikan di Korea Selatan?
2. Bagaimana Penerapam TIK dalam bidang
pendidikan di Indonesia
3. Perbandingan penerapan TIK dalam bidang
pendidikan antara Korea Selatan dan Indonesia
C. Pembahasan
Profil Negara Korea Selatan
:
Nama
Negara: Republic of Korea/South Korea/Taehan-min’guk/Han’guk
Jenis
Pemerintahan: Republik
Ibukota:
Seoul
Pembagian
kekuasaan: 9 provinsi (do) dan 7 kota besar (gwangyoksi)
Provinsi:
Cheju-do, Cholla-bukto (Cholla Utara), Cholla-namdo (Cholla Selatan),
Ch’ungch’ong-bukto (Ch’ungch’ong Utara), Ch’ungch’ong-namdo (Ch’ungch’ong
Selatan), Kangwon-do, Kyonggi-do, Kyongsang-bukto (Kyongsang Utara), Kyongsang-namdo
(Kyongsang Selatan)
Kota
Besar: Inch’on-gwangyoksi, Gwangju-gwangyoksi, Pusan-gwangyoksi,
Seoul-t’ukpyolsi, Taegu-gwangyoksi, Taejon-gwangyoksi, Ulsan-gwangyoksi
Kemerdekaan:
15 Agustus 1945 (dari Jepang)
Konstitusi:
17 Juli 1948; Ditulis Ulang/Amandemen 9 kali; Yang Disetujui : 29 October 1987
Eksekutif:
Kepala Negara: Presiden Lee Myung-bak (sejak 25 Februari 2008) Kepala
Pemerintahan: Perdana Mentri Chung Un-chan (sejak 30 September 2009) Kabinet:
State Council disetujui oleh presiden direkomendasikan oleh Perdana Menteri
Lokasi:
Asia timur
Koordinasi
Geografi :37 00 N, 127 30 E
Area
total: 99,720 sq/km terdiri dari : darat: 96,920 sq/km laut: 2,800 sq/km
Perbatasan
Darat: 238 km batas negara: Korea Utara 238 km
Garis Pantai: 2,413 km
Garis Pantai: 2,413 km
Iklim :
Hujan lebih banyak pada musim panas daripada di musim dingin
Geografi: Perbukitan dan pegunungan ;
Geografi: Perbukitan dan pegunungan ;
SDA :
Batu Bara, graphite, molybdenum, Timbal, Potensi hydropower
Penggunaan Lahan : Lahan bebas: 16.58%, pertanian permanen: 2.01%, lainnya: 81.41% (2005)
Penggunaan Lahan : Lahan bebas: 16.58%, pertanian permanen: 2.01%, lainnya: 81.41% (2005)
Lahan
Irigasi: 8,780 sq/km (2003)
Korea
Selatan melakukan hubungan diplomatik lebih dari 188 negara. Korea Selatan juga
tergabung dalam PBB sejak tahun 1991, bersamaan dengan bergabungnya Korea
Utara. Pada 1 Januari 2007, Menteri Luar Negeri Korea Selatan pada saat itu,
Ban Ki-moon resmi menjadi Sekretaris Jenderal PBB menggantikan Kofi Annan.
Selain itu, Korea Selatan juga menjadi mitra stratergis ASEAN sebagai anggota
Asean Plus 3 dan aktif dalam forum ekonomi dunia lainnya seperti G-20, APEC dan
Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur.
Korea
Selatan menjalin hubungan erat dengan RRC, terutama sejak Korea Selatan
memutuskan hubungan dengan Republik Cina.
Uni
Eropa menjadi mitra penting perdagangan Korea Selatan dan menjadi tujuan utama
ekspor Korea Selatan. Hubungan diplomatik dengan Jepang tidak pernah dicatatkan
secara formal sejak Perang Dunia II, namun Traktat Hubungan Dasar antara Jepang
dan Korea Selatan yang ditandatangani tahun 1965 menjadi dasar utama hubungan
kedua negara. Korea Selatan dan Jepang mengalami persengketaan mengenai masalah
Batu Liancourt, namun secara administratif, kepulauan ini dimiliki oleh Korea
Selatan karena Pengawal Pantai Korea Selatan bermarkas di pulau ini.
Invasi
serta ketegangan dengan Korea Utara telah mendorong Korea Selatan
mengalokasikan 2.6% dari PDB dan 15% dari pengeluaran pemerintah untuk
pembiayaan militer serta mewajibkan seluruh pria untuk mengikuti wajib militer.
Jumlah tentara aktif Korea Selatan menempati urutan keenam terbesar di dunia,
urutan kedua dalam jumlah tentara cadangan dan sebelas besar dalam urusan
anggaran pertahanan.
Pasukan
militer Korea Selatan terdiri atas Angkatan Darat (ROKA), Angkatan Laut (ROKN)
dan Korps marinir (ROKMC). Angkatan bersenjata ini kebanyakan berkonsentrasi di
daerah perbatasan Zona Demiliterisasi Korea. Seluruh pria Korea Selatan
diwajibkan secara konstitusi untuk mengikuti wajib militer, umumnya untuk masa
dua tahun.
1.
Penerapan TIK dalam bidang pendidikan di Korea
Selatan
Secara umum sistem pendidikan di korea selatan terdiri dari empat
jenjang yaitu sekolah dasar, sekolah menengah tingkat pertama, SLTA dan
pendidikan tinggi. Sekolah dasar adalah pendidikan wajib selama 6 tahun baik
anak usia 6 dan 11 tahun dengan jumlah indeks tamat SD mencapai 99,8% putus
sekolah SD 0%. SMP merupakan kelanjutan SD bagi anak usia 12-14 tahun. selam 3
tahun pendidikan, yang kemudian menlanjutkan ke SLTA pada grade 10-11 dan 12
dengan dua pilihan yaitu umum dan sekolah kejuruan. Sekolah kejuruan meliputi
pertanian, perdagangan, perikanan dan teknik. selain itu ada sekolah
komprehensif yang merupakan gabungan antara sekolah umum dan sekolah kejuruan
yang merupakan bekal untuk melanjutkan ke akademik (junior college) atau
universitas (senior sollege) gelar master atau dokter
Penerapan TIK di dunia pendidikan, pemerintah korea selatan
mendirikan jaringan pendidikan yaitu Korean
Educational Research and Information Service atau (KERIS). KERIS merupakan
suatu organisasi yang dibentuk pemerintah korea yang bergerak di bidang ICT
pendidikan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan penelitian,
memajukan pendidikan, mempelajari pengumpulan informasi yang diperlukan dalam
pendidikan dan penelitian, serta membangun dan mengoperasikan efektif semua sistem
informasi yang diperlukan dalam pendidikan. Pemerintah korea juga menririkan
jaringan pendidikan untuk sistem penelitian yaitu Researh InformationService System (RISS). Pada tahun 2006 KERIS
mendapatkan penghargaan dari UNESCO Raja Bin Isa Al-Khalifa Prize sebagai
organisasi non pemerintah untuk model TIK yang sangat baik., praktik terbaik,
dan penggunaan kreatif dari teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk
meningkatkan pembelajaran, pengajaran dan kinerja pendidikan secara
keseluruhan.
KERIS merupakan institusi utama pemerintah korea untuk
mempromosikan penggunaan TIK dalam pendidikan. Kerja keras software baru
pemerintah ini bekerja sama dengan Ministry
of Education and Human Resources Development and The Offices of Educational di setiap kota dan provinsi
di korea. KERIS juga didistribusikan dan bergabung dengan EDUNET.
EDUNET adalah suatu produk pendidikan yang berbeda jenis dan
penggunaanya. sebagai contoh EDUNET mengarahkan pada sebuah stasiun pendidikan
untuk guru yang membutuhkannya dalam kelangsungan proses mengajar. Stasiun
untuk siswa SD dan menengah, stasiun untuk sekolah menengah atas yang tertarik
untuk melanjutkan sekolah ke universitas atau mengambil kursus, dan juga
stasiun untuk orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya.
NEIS (National Education
Information System) yaitu suatu sistem jaringan nasional pemerintah yang
memiliki 3 cakupan di dalam sebuah sekolah, pertama untuk keperluan staff
sekolah, untuk keprluan guru dan non guru, serta untuk masyarakat dan orang
tua. adapun proyek pembangunan jaringan nasional, NABIS (National Basic Information System) dengan rencana dasarnya yaitu
jaringan administrasi, keuangan, pendidikan dan kajian keamanan.
Jaringan internet ultra high-speed yang telah berjalan sejak tahun
2005. Tujuan dari program ini adalah membesarkan kemampuan untuk menghadapi
masyarakat berbasis pengetahuan, megasuh tenaga manusia industri yang kreatif.
ICT di korea selatan dalam bidang pendidikan diantaranya berupa buku pelajaran
digital dan tablet PC (perangkat yang mengkombinasikanfungsi komputer, leptop
dan PDA).
2.
Penerapam TIK dalam bidang pendidikan di
Indonesia
Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics)
untuk arti yang kurang lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta Dictionary mendeskripsikan telematics sebagai telecommunication
+ informatics (telekomunikasi + informatika) meskipun sebelumnya kata itu bermakna science of data
transmission. Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan
telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidang
kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang pendidikan. Ide untuk
menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang rumit, animasi
proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik minat praktisi
pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak
terkendala waktu dan tempat juga dapat difasilitasi oleh TIK.
Sejalan dengan perkembangan tersebut mulailah bermunculan berbagai
jargon berawalan e, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library, dan
sebagainya. Awalan e bermakna electronics yang secara implisit dimaknai berdasar teknologi elektronika
digital.
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki
sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan merupakan upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan
pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara. Hal ini adalah wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan
pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat.
Kelemahan utama siaran radio maupun televisi pendidikan adalah
tidak adanya feedback yang seketika. Siaran bersifat searah yaitu dari
narasumber atau fasilitator kepada pembelajar. Introduksi komputer dengan
kemampuannya mengolah dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar,
suara, dan gambar bergerak) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan
yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu
memberikan informasi searah (terlebih jika materi tayangannya adalah materi hasil
rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan peluang
berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed).
Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan
keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu
tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan dengan menggunakan teknologi
Internet memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke
jaringan komputer. Selain aplikasi unggulan seperti itu, beberapa peluang lain
yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan
kemajuan TIK saat ini.
Awal mula penggunaan TIK di Indenesia bermula adanya jaringan
pendidikan yaitu sistem teleconfrence yang diciptakan ITB berkerjasama dengan
TELKOM dalam pembelajaran jarak jauh yang memannfaatkan ISDN (Integrated
Services Digital Network), selanjutnya dikenalkan program e-learning, e-University, dengan program-program ini semua hal yang
menjadi komponen pendidikan bisa diaksis melalui internet.
E-Learning adalah semua yang mencakup pemanfaatan
komputer dalam menunjang peningkatan kualitas pembelajaran, termasuk di
dalamnya menggunakan mobile technologies seperti PDA dan MP3 players,
penggunaan teaching material berbasis web dan hypermedia, multimedia CD-Room
atau web sites, forum diskusi, perangkat lunak kolaboratif, email, computer
aided assessment, animasi pendidikan, simulasi, permainan, perangkat lunak
manajemen pembelajaranm dan lain sebagainya. Pada tingkat pendidikan SMA
implikasi TIK juga sudah mulai dilakukan walau belum mampu menjajal dengan
implikasi-implikasinya pada tingkatan pendidikan lanjutan.
Jardiknias Schoolnet atau jejaring pendidikan nasional zona
sekolah adalah salah satu dari 4 zona jaringan yang dibuat oleh kementrian
pendidikan nasional Indoneisa. Jardiknas sendiri merupakan infrastruktur
jaringan sekala nasionla yang dapat menghubungkan lembaga pendidikan, kantor
dinas pendidikan (tingkat provinsi, kota, kabupaten) perguruan tinggi, dan
sekolah yang ada di indonesia. Jardiknas membagi menjadi 4 zona jaringan, yaitu
zona kantor dinas pendidikan, zona perguruan tinggi (INHERENT), zona sekolah
(Schoolnet), dan zona personal. pembagian zona ini berdasarkan pada skala
kebutuhan, kondisi geografis, fasilitas teknologi yang ada, manfaat dan fungsi
program jardiknas yang diperuntukkan untuk komunitas dan instiotusi pendidikan.
Penerapan TIK dalam pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari
beberapa program berikut :
a. Distance Learning (belajar jarak jauh)
b. Penggunaan perangkat teknologi informasi
interaktif, seperti CD-ROOM multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video
c. Perpustakaan elektronik (e-library)
d. pemakaian email, blog pendidikan, serta
komputerisasi pada hasil ujian nasional.
3.
Perbandingan penerapan TIK dalam bidang
pendidikan antara Korea Selatan dan Indonesia
Penerapan TIK dalam pendidikan di korea selatan sudah sangatlah
baik, terlihat dari pelaksanaan dan pemerataan pengaksesan internet bagi semua
warga negaranya. Sebagai contoh adanya kerjasama APEC dengan Cyber Education milik korea ICT Korea
telah maju dan tingkat penggunaannya cukup tinggi. Informatisasi pendidikan
melalui jaringan-jaringan informasi kecepatan-sangat-tinggi merubah pendidikan
dari gaya produktif massal yang seragam yang ada sekarang ke gaya yang mengakui
individualitas, yang menciptakan lingkungan yang optimal untuk menghasilkan
manusia-manusia berkualitas yang akan memimpin masa depan.
Cyber education diluncurkan
setelah Presiden Kim Daejung menekankan pentingnya proyek-proyek ‘e-education’
untuk mengurangi kesenjangan dalam IT di antara anggota-anggota Asia Pacific Economic Cooperation (APEC)
pada pertemuan puncak ke-7 APEC yang diselenggarakan di New Zealand pada bulan
September 1999. Tujuannya ialah untuk memfasilitasi informasi dan ‘know-how’
(pengetahuan) dalam pemanfaatan ICT dalam bidang pendidikan dan untuk
menghasilkan guru-guru yang berkualitas yang memiliki latar belakang kuat dalam
ICT yang dituntut oleh sistem ekonomi baru. Sekarang Korea menduduki posisi
ketua dalam APEC ACEC Consortium yang terdiri atas 4 negara (Korea, Amerika
Serikat, Selandia Baru, dan Hongkong).
Di Indonesia ada beberapa kendala yang menyebabkan TIK dan Internet belum
dapat digunakan seoptimal mungkin. Kesiapan pemerintah Indonesia masih patut
dipertanyakan dalam hal ini. Penyebab utamanya antara lain adalah:
a. Kurangnya
ketersediaan sumber daya manusia, proses transformasi teknologi, infrastruktur
telekomunikasi dan perangkat hukumnya yang mengaturnya. apakah infrastruktur
hukum yang melandasi operasional pendidikan di Indonesia cukup memadai untuk
menampung perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan ini.
b.
Sebab perlu diketahui bahwa Cyber Law belum
diterapkan pada dunia Hukum di Indonesia.
c.
Kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur
teknologi telekomunikasi, multimedia dan informasi yang merupakan prasyarat
terselenggaranya IT untuk pendidikan sementara penetrasi komputer (PC) di
Indonesia masih rendah. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahal
bahkan jaringan telepon masih belum tersedia di berbagai tempat di Indonesia. Untuk
itu perlu dipikirkan akses ke Internet tanpa melalui komputer pribadi di rumah.
Sementara itu tempat akses Internet dapat diperlebar jangkauannya melalui
fasilitas di kampus, sekolahan, dan bahkan melalui warung Internet. Hal ini
tentunya dihadapkan kembali kepada pihak pemerintah maupun pihak swasta;
walaupun pada akhirnya terpulang juga kepada pemerintah. Sebab pemerintahlah
yang dapat menciptakan iklim kebijakan dan regulasi yang kondusif bagi
investasi swasta di bidang pendidikan.
Berikut
Tabel perbandingan TIK dalam pendidikan di Korea Selatan dan Indonesia
No
|
Indikator
|
Negara
|
|
Kerea Selatan
|
Indonesia
|
||
1
|
Awal
masuknya internet
|
Tahun
1970 dengan program Cyber 21 dan White Paper di Institusi Komputer Korea
|
Tahun
1990 dengan program Radio paket internet ITB
|
2
|
Aplikasi
TIK ke dalam pendidikan
|
Juli
1970 (Rancangan), Juli 1996 (AplikasiFrameworkact TIK), 1999 (Enforcement
Plan TIK pendidikan)
|
Tahun
2000an diperkenalkan di dalam Distance
learning program, Telecomfrernce dengan ISDN dan ASDL
|
3
|
Program-program
TIK
|
KERIS,
RISS, EDUNET, NEIS, dan NABIS
|
e-learning, e-Library, Jardiknas, Distance Learning dll
|
4
|
Pemerataan
jaringan internet
|
Jaringan
internet untra-high speed dejak tahun 2005 yang bisa di akses dimanapun
|
Jaringan Home Internet, via telepon rumah,
Modem/USB,yang masih memakai jasa produk GSM/CDMA.
|
5
|
Pemakaian TIK dalam Pendidikan
|
Menyeluruh Mulai dari kegiatan belajar
siswa, guru, sekolah dan orang tua.
|
Terbatas pada fasilitas tambahan dalam
kegiatan belajar mengajar
|
6
|
Akses internet oleh siswa dalam pembelajaran
|
Disetiap jenjang pendidikan, baik negeri atau pun swasta
|
Lebih tinggi pada jenjang SMA saja.
|
7
|
Peran Pemerintah
|
Sangat Dominan
Contoh : Bekerjasama dengan organisasi APEC untuk dana TIK dalam
pendidikan
|
Tidak Optimal
Contoh: Kurikulum TIK yang belum begitu
baik, organisasi jaringan yang hanya untuk akses pengajar saja.
|
8
|
Sarana, alat, dan Fasilitas Belajar di kelas
|
Setiap kelas terkoneksi internet dengan kecepatan 6-10 Mbps
mulai tahun 1997.5 siswa 1 PC laptop/PDA.
1 sekolah 1 departemen ICT.
Ada pendidikan karir untuk guru ICT.
|
Jaringan internet Terbatas bahkan lambat sekali.
1 kelas 1 PC laptop/Proyektor.
Guru TIK kadang tidak Berkualifikasi pendidikan TIK .
|
9
|
Ranking dunia pemakaian TIK dalam pendidikan
|
Urutan 10 dalam top 10 negara pengaplikasi TIK versi IDI (ICT
development Indeks) tahun 2010.
Peringkat ke 1 dalam PISA tahun 2009.
Pemenang UNESCO Raja Hamad Bin Isa Al-Khalifa Prize tahun 2006
|
Peringkat ke 53 dalam penerapan e-learning versi elearning
readiness rankings tahun 2009.
Peringkat ke 73 dalam pemakain jaringan internet dalam
pendidikan versi networking world tahun 2004.
|
10
|
Kepemilikan Website dan email
|
Setiap warga negara wajib memiliki 1 akun website dan email pada
jejaring pendidikan yang telah disediakan pemerintah terutama untuk para guru
dan pelajar.
|
Tidak ada ada kewajiban punya akun dan email.
Penggunaan jejaring sosial pada masyarakat indonesia sangat
tinggi pada aspek jejaring Pertemanan saja
|
Di Indonesia yang notabenenya sebagai negara berkembang dimana
ketersediaan infrastruktur komunikasi yang masih minim mengakibatkan kesempatan
setiap orang untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan menjadi terbatas.
Ketersediaan infrastruktur ini sangat terasa di daerah-daerah yang proses memperoleh
informasinya masih terbatas. Hal ini dikarenakan di Indonesia penyebaran
teknologi informasi dan komunikasi belum merata, sekarang ini hanya di
kota-kota besar sajalah yang sudah dengan mudah menikmati dan memanfaatkan
fasilitas yang tersedia. Dengan demikian perkembangan pendidikan pun menjadi
terhambat dan juga tidak merata. Salah satu wadah yang dirasa paling berperan
dalam dunia teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia saat ini adalah
internet. Di Indonesia terutama yang berada di kota-kota besar sudah banyak
masyarakat yang mempunyai akses internet, sehingga pemanfaatan internet sebagai
salah satu media pembelajaran dan pencarian informasi dan pengetahuan dapat
lebih maksimal walaupun akses internet di Indonesia belum sepenuhnya dapat dirasakan
semua orang.
Pemerintah diharapkan dapat membantu daerah-daerah yang
penyampaian proses informasinya masih minim dan tidak hanya fokus pada daerah
atau kota-kota besar saja seperti yang terjadi pada saat sekarang ini, karena
pada kenyataannya peran daerah dalam mendukung perkembangan teknologi informasi
dan perkembangan pendidikan di Indonesia sangatlah penting.
Dengan belum meratanya penyebaran teknologi informasi akan
berpengaruh terhadap proses perkembangan pendidikan. Hal ini dikarenakan peran
teknologi informasi di dunia pendidikan sangatlah penting. Dengan adanya
teknologi informasi segala macam ilmu pengetahuan dan informasi dapat diterima
dan didapatkan dengan mudah dan cepat. Dalam kehidupan kita dimasa mendatang,
sektor teknologi informasi dan komunikasi merupakan sektor yang paling dominan.
Di Korea Selatan, sejak pendidikan komputer pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1970, pemerintah Korea telah membentuk suatu usaha
penyesuaian pendidikan dengan perkembangan waktu. Memberikan perubahan aliran-aliran
sosial, sejalan denngan pemahaman baru bahwa pendidikan da budaya berlangsung
sesuai perkembangan sosial dan persaingan global. Penyesuaian pendidikan sesuai
dengan perkembangan waktu diserahkan untuk mengubah seluruh sistem pendidikan
yaitu, infrastruktur fisik, keterlibatan dalam berorgaisasi, suasana ruang
kelas dan pemikiran manusia. Spesifikasi dari sumber penghasilan manusia
berdasarkan pada pendidikan sosial meliputi: keterampilan berfikir kreatif,
Pembentukan diri pada pendidikan seumur hidup, efektivitas menganalisis
informasi, cara dalam memecahkan masalah dan efektivitas dan responsibilitas
dalam memecahkan suatu masalah.
Asumsi dari Internet World Stats yang
memprediksi dari jumlah penduduk Indonesia di tahun 2009 adalah sekitar 240
juta orang penetrasi internet diperkirakan hanya 10,4 persen. Indonesia hanya
menempati ranking ke-22 dari seluruh negara di Asia Untuk 5 besar penetrasi
internet di Asia adalah:
- Korea Selatan (77,3%)
- Jepang (74,0%)
- Hongkong (69,2%)
- Singapura (66,7%)
- Taiwan (65,9%)
D. Kesimpulan
1.
Negara
Republik Korea Selatan dengan adanya pengaplikasian TIK ini menjadikannya
negara paling maju dalam hal penggunaan indikator TIK yang dipergunakan dalam
pembelajaran. penggunaan TIK dalam pendidikan di sekolah dasar dan sekolah
mengengah di korea telah dilaksanakan sejak tahun 1999. penerapan TIK dalam
pendidikan di negara sangat optimal dan maksimal. dukungan pemerintanh dengan
membuat program-program berkualitas tinggi menjadikan negara ini menjadi negara
termaju pengadaan TIK terutama bidang pendidikan.
2.
Negara
Republik Indonesia adalah negara berkembang yang bisa dikatakan dangat lamban
dalam hal penerapan TIK dalam bidang pendidikan. banyak alasan untuk hal ini,
mulai dari kurangnya perhatian pemerintah, fasilitas yang terbatas, kurangnya
SDM yang kompeten, keadaan masyarakat yang belum melek teknologi atau gaptek,
banyak program pendidikan yang telah dibuat dan diaplikasikan akan tetapi hasil
yang diperoleh masih jauh dari kata maksimal.
3.
jika
dibandingkan dengan korea selatan, Indonesia masih jauh tertinggal dari
penerapan TIK terutama dalam bidang pendidikan. kurikulum TIK di sekolah yang
masih belum berjalan dengan baik. tenaga pengajar TIK yang bahkan sangat kurang
terutama perhatian dan peran serta pemerintah yang kurang mendukung. akan
tetapi geliat indonesia untuk memajukan pendidikan dengan TIK harus diapresiasi
walau banyak hambatan dan rintangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Kementerian Negara Riset dan Teknologi, 2006
Sagala, Syaiful. 2006. Konsep
dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Suderadjat, Hari. 2005. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
(MPMBS). Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Implementasi KBK. Bandung:
Cipta Cekas Grafika.
No comments:
Post a Comment