Tuesday, 28 May 2013

Perbandingan Peran Guru, Orang Tua dan Masyarakat terhadap Pendidikan Di Turki dan Indonesia


A.  Latar Belakang
Perbandingan pendidikan merupakan terjemahan dari istilah ”Comparative Education”. Sementara ahli yang lain, mengalihkan istilah tersebut kedalam bahasa Indonesia.  Dengan menggunakan istilah pendidikan perbandingan. Namun pada dasarnya berbagai istilah yang digunakan mempunyai pengertian yang sama, yaitu sebagai studi komparatif (studi perbandingan) tentang pendidikan. Atau bisa juga disebut dengan studi tentang pendidikan yang menggunakan pendekatan dan metode perbandingan.
Selain dari beberapa hal tersebut dengan studi perbandingan sistem pendidikan yang ada akan mengakibatkan tumbuh dan berkembangnya kemampuan untuk membandingkan berbagai sistem pendidikan dari berbagai negara dan kawasan dunia tersebut. Kemudian selain yang tersebut dengan studi perbandingan ini pula, seseorang akan lebih mudah untuk menganalisa dan menyimpulkan sumber-sumber kekuatan dan kelemahan dari sistem pendidikan yang berorentasi pada tujuan-tujuan pendidikan Internasional dan Universal. Dari berbagai hal tersebut kita sebagai penerus bangsa yang juga cinta akan terciptanya sistem pendidikan yang dapat menumbuhkan sifat positif dan terbuka terhadap berbagai usaha inovasi dan pembaharuan pendidikan di Indonesia. Dalam rangka pengembangan pendidikan nasional dan pembaharuan ini bisa saja dilakukan dengan cara adanya studi perbandingan sistem pendidikan antara beberapa negara sehingga dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dari masing-masing sistem yang permah dilakukan dalam suatu negara tersebut.
Dalam makalah ini akan membahas tentang perbandingan peran guru, orang tua dan masyarakat terhadap pendidikan antara negara indonesia dengan negara turki. Alasan mengapa memilih negara turki dalam studi komparatif dalam hal tersebut, karena turki merupakan salah satu negara maju dalam pendidikan dan ketika dalam pembentukkan RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) beberapa kepala sekolah yang termasuk sekolah RSBI di Indonesia melakukan studi banding ke Turki karena negara ini sudah terlebih dahulu menerapkan sistem pendidikan berupa RSBI tersebut.
Di bawah ini adalah bagan pringkat pendidikan di dunia dalam bidang minat membaca, matematika dan ilmu pengetahuan di mana turki menempati urutan ke 32 dunia.

Dari bagan di atas menunjukkan bahwa turki merupakan negara yang lebih maju jika dibandingkan dengan negara indonesia yang sering menempati urutan terakhir dalam hal rengking pendidikan di dunia. Namun tidak semua pendidikan di Indonesia lemah, banyak bukti yang bahwa indonesia juga dapat bersaing dengan dunia internasional, seperti dalam perlombaan-perlombaan matematika, fisika dan lain sebagainya dan terdapat orang terkenal yang dikenal oleh masyarakat dunia seperti B.J Habibi. Namun hal tersebut belum mampu mendongkrak posisi Indonesia dari urutan bawah rangking pendidikan di dunia. Pada tahun 2011 sebagaimana diberitakan Kompas (3/3/2011) halaman 12 pada kolom “Pendidikan & Kebudayaan”, berdasarkan data dalam Education for All (EFA) Global Monitroring Report  2011 yang dikeluarkan UNESCO dan diluncurkan di New York pada Senin, 1/3/2011, indeks pembangunan pendidikan Indonesia berada pada urutan 69 dari 127 negara yang disurvei dalam hal pendidikan dasar, angka melek huruf pada anak usia 15 tahun ke atas, angka partisipasi menurut kesetaraan jender dan angka bertahan siswa sampai kelas 5 sekolah dasar.
Melihat dari rengking tersebut, Indonesia berada pada level tengah, hal ini menandakan bahwa indonesia mampu bersaing dalam pendidikan meski masih jauh dari harapan.
Untuk peningkatan mutu pendidikan tersebut, perlu adanya studi komparatif agar pendidikan di Indonesia dapat lebih maju dengan melihat bagaimana sistem pendidikan di negara lain, dan dalam makalah ini akan membahas bagaimana peran guru, orang tua dan masyarakat terhadap pendidikan di negara Turki dan Indonesia. dengan harapan kita dapat melihat sisi positif yang dilakukan negara turki dalam membangun pendidikan di negaranya.

B.  Rumusan Masalah
1.    Bagaimana profil negara Turki dibandingkan Indonesia?
2.    Bagaimana perbandingan pran orang tua dan masyarakat terhadap pendidikan di Turki dan Indonesia?
C.  Tujuan
1.    Mengetahui profil negara Turki dan Indonesia
2.    Mengetahui perbandingan peran guru, orang tua dan masyarakat terhadap pendidikan di Turki dan Indonesia.

D.  Manfaat
1.    Bagi Mahasiswa dapat menambah perbendaharaan ilmu guna menunjang pengetahuannya tentang pendidikan di Turki.
2.    Bagi Masyarakat dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam menunjang pendidikan di Indonesia dengan melihat peran guru, orang tua dan masyarakat terhadap pendidikan di Turki.
3.    Bagi Pemerintah dapat dijadikan acuan dan sumber referensi dalam mengembangkan kurikulum yang akan dibberlakukan.

E.  Pembahasan
1.    Profil Negara Turki
Republik Turki (bahasa Turki: Türkiye Cumhuriyeti) disebut Türkiye (bahasa Turki: Türkiye) adalah sebuah negara besar di kawasan Eurasia. Wilayahnya terbentang dari Semenanjung Anatolia di Asia Barat Daya sampai daerah Balkan di Eropa Tenggara, luas seluruh negeri 780.576 km persegi. Selat Bosborus dan Selat Dardanella dan Laut Marmara di antara kedua selat itu sebagai satu-satunya jalur laut yang menghubungkan Laut Hitam dan Laut Tengah memiliki letak strategis sangat penting.
Turki berbatasan dengan Laut Hitam di sebelah utara; Bulgaria di sebelah barat laut; Yunani dan Laut Aegea di sebelah barat; Georgia di timur laut; Armenia, Azerbaijan, dan Iran di sebelah timur; dan Irak dan Suriah di tenggara; dan Laut Mediterania di sebelah selatan. Laut Marmara yang merupakan bagian dari Turki digunakan untuk menandai batas wilayah Eropa dan Asia, sehingga Turki dikenal sebagai negara transkontinental
Wilayah Turki dibagi ke dalam 81 provinsi untuk tujuan administrasi. Provinsi-provinsi tersebut dikelompokkan lagi ke dalam 7 wilayah untuk tujuan kepentingan sensus. Ke-tujuh wilayah itu adalah Marmara, Ege, Karadeniz, İç Anadolu, Doğu Anadolu, Akdeniz, dan Güneydoğu Anadolu.
Turki termasuk negara yang memiliki empat musim; Musim Panas (Summer/Yaz) pada Juni-Agustus, Musim Gugur (Autumn/Sonbahar) pada September-November, Musim Dingin (Winter/Kış) pada Desember-Februari, dan Musim Semi (Spring/ İlkbahar) pada Maret-Mei.
Perlu diketahui bahwa perbedaan waktu antara Indonesia dengan Turki adalah empat jam pada musim panas dan lima jam pada musim dingin. Pada akhir bulan Oktober dan akhir bulan Maret terdapat perubahan jam, dimana jam dimajukan atau dimundurkan satu jam.
a.    Frofil Pendidikan Turki
Sistem Pendidikan di Turki secara umum dapat dikatakan hampir sama dengan sistem pendidikan di Indonesia. Adapun sitem pendidikan nasional Turki yang utama terdiri dari dua bagian:
1)   Pendidikan Formal (Formal Education)
Penddikan formal adalah sistem sekolah yang terdiri dari lembaga-lembaga pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, sama halnya dengan pendidikan yang ada di Indonesia.
2)   Pendidikan Non-formal (Non-formal Education)
Sesuai dengan accordance with Basic LawNo. 1739 for National Education. Undang-Undang Dasar Pendidikan Nasional Turki. Pendidikan non formal mencakup semua kegiatan yang diselenggarakan di dalam atau di luar sekolah.
b.   Pendidikan Formal Turki
Sistem perjenjangan sekolah yang dianut Turki saat ini mengikuti pola 5-3-3-6 tahun. Jenjang pertama 5 tahun untuk sekolah dasar. Pendidikan dasar ini dimulai sejak usia 7 hingga 11 tahun atau lebih. Tahap ini merupakan tahap wajib belajar.Adapun jenjang pendidikan formal di Turki diantaranya :
1)   Pendidikan pra-sekolah,
Pendidikan pra sekolah adalah pendidikan yang opsional, bertujuan untuk memberikan kontribusi mental, dan emosional pada perkembangan fisik anak/siswa untuk membantu mereka memperoleh kebiasaan baik (ahklak), yang ditekankan pada saat mereka masih di pendidikan dasar. Pendidikan pra-sekolah diberikan di TK, rumah penitipan anak, pembibitan kelas di sekolah dasar dan kelas persiapan oleh berbagai departemen dan instansi terkait, dan Departemen Pendidikan Nasional Turki.
2)   Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar, memberikan pengetahuan dasar pada anak-anak dan memastikan fisik, perkembangan mental dan moral sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pada umumnya terdiri dari pendidikan anak-anak dalam kelompok usia 6-14 tahun. Delapan tahun pendidikan dasar adalah wajib untuk semua warga negara Turki yang telah mencapai usia enam tahun, ada juga sekolah swasta akan tetapi masih berada di bawah kontrol negara. Akan tetapi khusus pelajaran bahasa asing sudah dimulai diberikan sejak 4 tahun dalam pendidikan dasar.
 3)   Pendidikan Sekunder
Pendidikan sekunder diklasifikasikan dalam dua kategori lembaga pendidikan, yaitu sekolah menengah umum dan kejuruan dan sekolah tinggi teknik (lycées) di mana minimal tiga tahun bersekolah dilaksanakan setelah pendidikan dasar.
4)   Pendidikan Menengah
Sekolah Menengah umum adalah lembaga pendidikan yang mempersiapkan siswa untuk institusi pendidikan tinggi. Mereka menerapkan program tiga tahun lebih dan di atas pendidikan dasar, yang terdiri dari siswa dalam kelompok umur 15-17 tahun. Sekolah menengah ini terdiri dari Sekolah Menengah Atas, yang biasanya memakan waktu 3 tahun. Di sekolah-sekolah ini, sistem satu guru kelas untuk setiap perubahan ke spesialis guru untuk setiap mata pelajaran. Siswa dapat memilih satu bahasa asing dari Inggris, Perancis atau Jerman. Pendidikan pada tingkat ini adalah gratis kecuali di sekolah swasta di mana biaya rata-rata sekitar 4.000 US Dolar per tahun. Siswa menunjukkan rasa hormat terhadap guru mereka dengan memanggil “sir” atau “guru”, atau berdiri di kelas ketika seorang guru memasuki kelas.
5)   Pendidikan Kejuruan
Memberikan instruksi khusus dengan tujuan memberikan pelatihan kemahiran yang berkualitas. Organisasi dan periode instruksi dari sekolah berbeda. Beberapa dari mereka memiliki program empat tahun dalam hal ini usia sekolah adalah 15-18 tahun.
Tujuan pendidikan menengah adalah untuk memberikan pengenalan pada siswa dengan budaya umum pada tingkat minimum dan mempersiapkan mereka dalam mengemban tanggung jawab bagi masyarakat demokratis, membuat mereka menghormati hak asasi manusia serta mempersiapkan mereka pada pendidikan yang lebih tinggi atau bisnis ke arah kepentingan kehidupan yang sejahtera.  Sekolah-sekolah menengah swasta, memiliki kelas persiapan bahasa asing, sesuai dengan sasaran program pendidikan, dan dalam pendidikan bahasa asing yang dipadukan dalam kelompok ilmu pengetahuan dan matematika.
6)   Pendidikan Tinggi (Higher education)
Di Turki, pendidikan tinggi meliputi semua institusi pendidikan setelah pendidikan menengah, yang menyediakan setidaknya dua tahun pendidikan tinggi dan mendidik siswa untuk melanjutkan ke jenjang, sarjana, master atau gelar tingkat doktor. Lembaga pendidikan tinggi terdiri dari universitas, fakultas, institut, sekolah pendidikan tinggi, konservatori, sekolah kejuruan pendidikan tinggi dan pusat penelitian aplikasi. Di Turki, eskalasi pendidikan yang lebih tinggi adalah untuk mencapai tingkat kemampuan dalam menghadapi era globalisasi dunia, baik dari segi kualitas dan kuantitas, telah diadopsi sebagai tujuan utama. Rencana dan program yang dibuat selalu mencerminkan persepsi dari rencana itu sendiri.
Tujuan pendidikan tinggi adalah untuk melatih tenaga kerja dalam suatu system, prinsip-prinsip pendidikan dan pelatihan kontemporer untuk memenuhi kebutuhan Negara. Namun demikian dipendidikan tingggi juga disediakan beberapa pendidikan khusus di berbagai bidang bagi siswa yang telah menyelesaikan pendidikan menengah.
Universitas yang terdiri dari beberapa unit yang dibentuk oleh negara dan oleh hukum sebagai perusahaan publik memiliki otonomi dalam pengajaran dan penelitian. Selain itu, lembaga-lembaga pendidikan tinggi, di bawah pengawasan dan kontrol negara, juga dapat dibentuk oleh yayasan swasta sesuai dengan prosedur dan prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam undang-undang dengan ketentuan bahwa mereka adalah non-profit di dunia. Universitas adalah lembaga pendidikan tinggi pokok. Ia memiliki otonomi akademik dan kepribadian hukum publik. Hal ini bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan pendidikan tingkat tinggi, penelitian ilmiah dan publikasi. Setiap universitas terdiri dari fakultas dan sekolah empat tahun, menawarkan program yang tingkat sarjana, yang kedua dengan penekanan kejuruan, dan tahun-dua sekolah kejuruan yang menawarkan rekan) tingkat's (program pra-sarjana dari alam kejuruan ketat. Tingkat pascasarjana program terdiri dari master dan doktor program, dikoordinasi oleh lembaga untuk studi pascasarjana.
Program magister ditetapkan sebagai program "dengan tesis" atau "tanpa tesis". program "Dengan tesis" gelar master yang menyelesaikan pendidikan tertentu diikuti dengan pengajuan tesis. Sementara itu program "tanpa tesis" juga bagian penyelesaian dari program sarjana namun disini disebut istilah proyek. Durasi program ini adalah dua tahun setidaknya. Akses ke program doktor membutuhkan gelar master.
Program Doktor memiliki jangka waktu minimal empat tahun yang terdiri penyelesaian kursus, lulus ujian kualifikasi doktor, serta menyiapkan dan mempertahankan tesis doktor. Medis program pelatihan khusus untuk program setara tingkat doktor,  namun dilakukan dalam fakultas kedokteran dan pelatihan di rumah sakit yang dimiliki Departemen Kesehatan dan Organisasi Negara Asuransi Sosial
2.    Profil Negara Indonesia
Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau, oleh karena itu ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara). Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, meskipun secara resmi bukanlah negara Islam. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Presiden yang dipilih langsung. Ibukota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan dengan Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor. Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.
Jenjang Pendidikan di Indonesia
Sistem pendidikan formal terdiri dari beberapa jenjang pendidian, yaitu sekolah dasar, sekolah menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan pra sekolah juga termasuk didalam sistem pendidikan nasional Indonesia.
a.    Pendidikan Pra Sekolah
Pendidikan pra sekolah bertujuan menstimulasi pertumbuhan fisik dan mental siswa diluar keluarga sebelum memasuki pendidikan sekolah dasar. Tujuan pendidikan pra sekolah adalah memberikan dasar pertumbuhan dan perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, keterampilan dan inisiatif. Tipe-tipe penddikan pra sekolah yang ada adalah taman kanak-kanak dan kelompok bermain. Taman kanak-kanak adalah bagian dari pendidikan dasar sedangkan kelompok bermain berada diluar system persekolahan. Pendidikan pra sekolah diberikan kepada anak dari usia 4 sampai dengan 6 tahun yang mempunyai masa pendidikan satu atau dua tahun pendidikan, sedangkan kelompok bermain diikuti oleh anak-anak yang berusia dibawah tiga tahun.
b.    Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan dasar dari pendidikan Sembilan tahun, yang terdiri dari enam tahun disekolah dasar dan tiga tahun di sekolah menengah pertama. Tujuan dari pendidikan dasar adalah untuk memberikan siswa ketermapilan dasar untuk mengembangkan diri mereka sendiri sebgai individu, anggota masyarakat, warga Negara dan anggota mahluk hidup, demikan juga untuk melanjutkan studi mereka ke sekolah menengah.
Sekolah dasar (SD) menyelanggarakan program pendidikan enam tahun.hal ini terdiri dari dua tipe pendidikan yang berbeda, yaitu sekolah dasar umum dan sekolah dasar bagi anak cacat. (SDLB)
Program pendidikan sekolah menengah pertama berlangsung selama tiga tahun setelah eman tahun pendidikan dasar. Seperti juga di sekolah dasar, sekolah menegah pertama terdiri dari sekolah menengah pertama umum dan sekolah menegah pertama bagi anak cacat. (SMPLB).
Selain itu juga ada sekolah dasar islam yang dilaksanakan oleh kementerian agama. dasar Sekolah dasar islam (Madrasah Ibtidaiyah atau MI) sama dengan sekolah dasar (SD), dan sekolah menengah pertama islam (Madrasah tsanawiyah atau MTs) yang sama dengan sekolah menegah pertama (SMP).
c.    Pendidikan Menengah
Jenis pendidikan menengah adalah sekolah menengah umum, sekolah menengah kejuruan, sekolah menengah agama, sekolah menegha kedinasan. Sekolah menengah umum memberikan prioritas untuk memperluas pengetahuan dan mengembangkan keterampilan siswa dan mempersiapkan mereka untuk melanjutkan untuk melanjutkan dtusi mereka ke pendidikan tinggi. Pendidikan sekolah menengah kejuruan memberikan prioritas untuk memperluas keterampilan kerja dan menekan pada persiapan siswa untuk memasuki dunia kerja dan memperluas sikap professional. Pendidikan sekolah menengah keagamaan memberikan prioritas terhadap penguasaan pengetahuan khusus keagamaam. Pendidikan sekolah menegah kedinasan yang menekankan pada perbaikan kemampuan dalam melaksanakan tugas pelayanan pegawai negeri sipil atau calon pegawai negeri sipil. Pendidikan sekolah menengah khusus ditujukan dan dirancag bagi siswa yang mempunyai keterbatasan fisik dan mental.
d.   Jenjang Pendidikan Tinggi
Jenjang pada pendidikan tinggi (perguruan tinggi) di Indonesia, lama pendidikan untuk memperolah gelar sarjana masing-masing perguruan tinggi atau universitas cenderung sama. Berikut adalah lama pendidikan tinggi secara umum di Indonesia, adalah sebagai berikut :
Tingkat kualifikasi
Durasi waktu (Rata-rata)
Diploma I
1 tahun
Diploma  II
2 tahun
Diploma III
3 tahun
Diploma IV
4 tahun
Sarjana
4 – 5 tahun
Magister
2 tahun
Doktor
3 tahun
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan dalam Pasal 19 Ayat 1 bahwa: pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan  tinggi di Indonesia dapat berbentuk Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut dan Universitas

3.    Perbandingan Peran Guru dan Masyarakat Terhadap Pendidikan di Turki dan Indonesia
Peran guru, orang tua dan masyarakat dalam pendidikan sangat dibutuhkan guna mendukung dan menunjang keberhasilan siswa dalam belajar. Dengan kondisi yang saling mendukung siswa lebih optimal dalam proses pembelajaran di kelas dan di luar kelas. Karena pendidikan di sekolah hanya berlangsung beberapa jam saja, selebihnya siswa akan belajar dan dibimbing oleh orang tua dan masyarakat.
Sebelum membahas tentang peran guru, orang tua dan msayarakat, akan disajikan tabel tentang keadaan negara indonesia dan turki ditinjau dari luas wilayah dan jumlah penduduk.
Dari tebel di atas menunjukkan bahwa indonesia memiliki luas wilayah dan jumlah penduduk yang jauh lebih luas dan babnyak jika dibandingkan dengan negara Turki. Hal ini menandakan bahwa indonesia memiliki potensi yang lebih besar untuk mengembangkan potensi sumberdaya alam dan manusianya, dan tidak terkecuali pendidikan.
Dalam pelaksanaan sistem pendidikan di Turki sudah sangat maju, beberapa kepala sekolah dari Indonesia yang melakukan studi banding ke Turki melihat langsung proses pembelajaran seperti; kegiatan moving class, aktifitas organisasi semacam MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) dan MKKS ( Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) dan lain-lain. Mereka juga melihat setelah jam pelajaran usai guru-guru di sana masih tinggal di sekolah sampai sore untuk mendiskusikan persoalan-persoalan yang muncul pada hari itu.
 Di Turki juga terlihat sekali hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dengan masyarakat. Satu hal contoh kedekatan hubungan antara sekolah dengan orang tua siswa dan masyarakat sekitar sekolah. Sekolah menyediakan kamera monitor yang bisa diakses langsung oleh orang tua siswa dari rumahnya. Orang tua bisa mengetahui kegiatan anaknya di sekolah, aktifitasnya  didalam kelas dan lain-lain. Jadi orang tua ikut mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran. Dengan demikian guru juga tidak bisa berbuat macam-macam. Dan guru-guru disana memperlakukan siswa-siswanya dengan sangat baik.
Dalam makalah ini mengapa perlu melihat perbandingan peran guru, orang tua dan masyarakat dalam pendidikan antara Turki dan Indonesia adalah karena masyarakat di Turki sangat memperhatikan pendidikan, mereka menyisihkan sebagian pendapatannya untuk membangun pendidikan. Apalagi mayoritas penduduknya beragama islam seperti di Indonesia.
Menurut Najah (2006) Pendidikan di Turki dapat lebih maju dibandingkan di negeri kita.  Peran masyarakat dan perusahaan (stakeholder) sangat tinggi, sehingga pendidikan di Turki lebih maju dibandingkan di Indonesia. Padahal  prestasi anak-anak kita lebih gemilang prestasinya.   Anak-anak kita banyak yang sukses dalam berbagai ajang olympiade sains. Bahkan putra Indonesia semacam Prof Dr BJ Habibie diakui kemampuannya di dunia internasional. Bahkan semestinya bangsa kita patut berbangga karena memiliki saintis belia yang mengukir prestasi tingkat dunia.   Berbagai penelitian dari lembaga-lembaga internasional memang menempatkan Indonesia pada urutan-urutan terakhir dalam strata kualitas pendidikan. Mereka menilai, kita kurang bermutu, tapi sebenarya bukan disitu letak soalnya.
Secara umum instrument input pendidikan di Indonesia yang kurang memadai, hingga menyebabkan proses pembelajaran tidak dapat berjalan secara optimal.  Karena guru sebagai salah satu unsur instrument input, dengan penghasilan yang pas-pasan, ditambah dengan fasilitas belajar yang kurang tersedia dengan baik, bagaimana mungkin mengharapkan mereka dapat berbuat secara optimal. Di sisi lain, ada kesenjangan kualitas yang sangat tinggi.Di Indonesia ada sekolah-sekolah yang mampu menyediakan semua unsur instrument inputnya secara sangat memadai, seperti fasilitas belajarnya, guru-guru yang hidupnya sejahtera,  metode mengajar yang variatif dan berpusat pada murid, tetapi dibelahan lain ada lebih banyak lagi sekolah yang tidak memiliki apa-apa kecuali semangat untuk tetap eksis.
Kesenjangan inilah yang kemudian menunjukkan pada kita semua bahwa hanya sekolah-sekolah tertentu saja yang muridnya punya peluang untuk menunjukkan kemampuan intelektual mereka, sementara butir-butir mutiara yang tersebar luas di segala penjuru tanah air tidak dapat terlalu banyak berharap. Karena itu kesenjangan inilah yang perlu diatasi, dan sesuai amanat konstitusi, peran masyarakat, para pengusaha dan para donatur untuk berperan aktif dalam melakukan pembinaan, pemerataan kualitas pendidikan dengan memberikan nilai-nilai positif baik materiil maupun imateriil.
Nirwan (2009) mengatakan, kepedulian masyarakat terhadap mutu pendidikan dan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan pendidikan di Turki. Sebagai contoh adalah Sekolah menengah “ Ahmet Ulusoy”. Lokasi Sekolah menengah Ahmet Ulusoy ini merupakan sumbangan dari seorang konglemerat di daerah Cankaya yang bernama Ahmet Ulusoy. Sekolah ini merupakan satu dari 7 sekolah di bawah naungan Atlantik School di daerah Cankaya (bagian dari kota Ankara). Jumlah murid di sekolah ini 750 orang , 200 orang siswa tinggal di asrama putera dan 35 siswi tinggal di asrama puteri. Bagi siswa-siswi yang tinggal bersama orangtua disediakan 50 buah bis sekolah untuk antar jemput.
Sekolah dilaksanakn Senin s.d Jumat dari jam 09.00 s.d 16.30. Ilhan Yerli, general manajer yang mengelolah 7 sekolah Atlantik di daerah Cankaya, mengatakan bahwa tidak hanya orang kaya saja yang peduli akan pendidikan anak-anak di Turki akan tetapi semua masyarakat juga sangat peduli akan hal yang satu ini. Semua orang baik kaya maupun orang yang hidup pas-pasan sudah terbiasa menyumbangkan uang mereka untuk memajukan pendidikan. Yang lebih berkesan lagi bahwa setiap penyumbang, besar atau kecil, tidak pernah ikut campur tentang penggunaan uang yang mereka sumbangkan.
M.Hakan Aycicek (dalam Nirwan 2009), seorang manajer Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Samanyolu,,Ankara,Turki, mengatakan bahwa partisipasi orangtua dalam pendidikan merupakan sebuah keharusan. Sekolah harus bisa meyakinkan para orangtua siswa akan pentingya peranserta mereka demi kemajuan anak-anak mereka.
Beberapa kegiatan yang rutin mereka lakukan untuk melibatkan orangtua dalam pendidikan adalah, memberikan bimbingan dan konseling bagi orang tua, mengadakan seminar dengan berbagai macam tema bagi orangtua, membuat persatuan orang tua siswa, mengadakan kegiatan pengumpulan dana amal yang dikoordinir oleh orangtua. Sepintas lalu semua kegiatan yang mereka lakukan ini tidaklah jauh berbeda dengan apa yang telah dilakukan sekolah-sekolah di Indonesia akan tetapi semua itu tidak hanya berupa program di atas kertas sekolah atau dengan kata lain benar-benar kegiatan nyata.
Mr Hakan mengatakan bahwa pada awalnya melibatkan orangtua secara aktif dalam kegiatan sekolah dan peduli pada pendidikan merupakan pekerjaan yang berat. Beliau mengatakan sebagai seorang Konselor di sekolah kita tidak boleh menyerah mengajak  orangtua  untuk peduli dalam pendidikan. Sekolah selalu memberikan pengertian kepada para orang tua bahwa anak-anak adalah calon generasi penerus yang nantinya akan memimpin bangsa dan negara ini, karena itu orang tua harus ikut terlibat dalam kemajuan pendidikan anak-anak mereka.
Kemajuan yang sudah dicapai Turki selama 9 tahun terakhir antara lain: pengembangan kurikulum, kemampuan fisik siswa, perbaikan dan pembangunan gedung sekolah baru, peningkatan mutu guru, bimbingan dan konseling serta penggunaan ICT di sekolah. Khusus mengenai program peningkatan mutu guru, Mr, Fatih menjelaskan bahwa di Turki, sekolah mendaftarkan guru-guru yang dianggap memerlukan program pengembangan ke lembaga pelatihan yang ada di Turki setahun sebelum mengikuti pelatihan. Pihak sekolah lebih tahu apa yang dibutuhkan oleh guru mereka atau sekolah lebih mengetahui guru mana saja yang perlu ditingkatkan kompetensinya.
Mengenai alasan mereka sangat peduli dengan pendidikan adalah bahwa Negara mereka di masa depan akan dipimpin oleh anak-anak mereka sekarang. Oleh karena itu jika mereka diberi pendidikan yang baik maka Negara ini akan mereka kelola dengan baik pula pada waktunya nanti. Alasan lain yang mereka sampaikan bahwa dalam memberikan sumbangan kepada sekolah mereka niatkan untuk beramal sesuai dengan ajaran agama. Jadi di Turki baik orang kaya maupun yang hidup pas-pasan semua sudah terbiasa menyumbangkan uang mereka untuk kemajuan pendidikan anak-anak mereka  sehingga pendidikan di Turki dapat lebih maju dan merata bagi semua anak, sedangkan di Indonesia hanya sebagian kecil saja dari orang kaya dan pengusaha yang membangun sekolah bertaraf Internasional, itupun hanya mereka yang mempunyai biaya saja yang mendapatkan kesempatan untuk belajar di sana karena untuk masuk ke sekolah swasta bertaraf Internasional perlu biaya yang sangat besar.

F.   Kesimpulan
1.    Peran guru, orang tua dan masyarakat di Indonesia masih kurang optimal jika dibandingkan dengan negara Turki yang sudah lebih baik.
2.    Pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara Turki dilihat dari peringkat pendidikan dunia.

G.  Saran
1.    Bagi pemerintah, agar lebih memperhatikan komponen pendidikan baik guru, orang tua dan masyarakat serta sarana dan prasarana agar terselenggaranya pendidikan yang berkualitas.
2.    Bagi orang tua masyarakat, agar lebih memperhatikan pendidikan putra-putrinya dengan melakukan pengawasan yang lebih intensif agar tidak terjerumus kepergaulan yang nengatif.
3.    Bagi Guru, agar selalu meningkatkan kompetensi dan profesionalitas agar siswa tertarik dengan pembelajaran yang diberikan.





 Daftar Pustaka
Mirwani (2010), Wawancara, Kepala Sekolah RSBI, SMP Negeri 1 Palembang
Najah, Fajrun (2006), Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta Copyright © 2006 TENDIK.
Nirwan (2009), Laporan Kepala Sekolah RSBI ke Turki


No comments:

Post a Comment