Wednesday, 13 May 2020

Sistem Reproduksi Manusa (Materi Untuk Siswa Kelas XI IPA Semester Genap)


Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak, atau kemampuan  makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan dengan tujuan untuk mempertahankan jenisnya. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan dan betina.
1.   Sistem Reproduksi Pria/ Jantan  : meliputi organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon-hormon pada pria
a.   Organ reproduksi / alat-alat kelamin pria, terdiri dari organ reproduksi luar dan dalam
1)  Organ Reproduksi Dalam terdiri dari testis, saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris
a)  Testis merupakan kelenjar kelamin yang berjumlah sepasang , terletak didalam skrotum (kantung pelir) , dan banyak terdapat saluran halus yang disebut tubulus seminiferus. Fungsi sebagai tempat menproduksi sperma dan hormon testosteron
b)  Saluran pengeluaran, terdiri dari :
1)   Epididimis merupakan saluran panjang yang berkelok yang keluar dari testis. Berfungsi untuk menyimpan sperma sementara dan mematangkan sperma.
2)   Vas deferens merupakan saluran panjang dan lurus yang mengarah ke atas dan berujung di kelenjar prostat. Berfungsi untuk mengangkut sperma menuju vesikula seminalis/ kantung semen atau mani.
3)   Saluran ejakulasi merupakan saluran yang pendek dan menghubungkan vesikula seminalis dengan urethra.  
4)   Urethra merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi dan terdapat di penis. Berfungsi sebagai  saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih
c)  Kelenjar asesoris
1)   Vesikula seminalis : merupakan tempat untuk menampung sperma sehingga disebut dengan kantung semen, berjumlah sepasang. Menghasilkan getah berwarna kekuningan yang kaya akan nutrisi bagi sperma dan bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran reproduksi wanita
2)   Kelenjar Prostat : merupakan kelenjar yang terbesar dan menghasilkan getah putih yang bersifat asam. 
3)   Kelenjar Cowper’s/Cowpery/Bulbourethra : merupakan kelenjar yang menghasilkan getah berupa lender yang bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran urethra.
1)  Organ Reproduksi Luar, terdiri dari penis dan skrotum
a)   Pada penis terdapat uretra yang dikelilingi oleh jaringan erektil, yaitu rongga-rongga yang banyak mengandung pembuluh darah dan ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah, sehingga penis menjadi tegang dan mengembang ( ereksi)
b)   Skrotum (kantung pelir),  berjumlah sepasang , terdapat testis,  untuk alat pembentukan sperma
b.  Spermatogenesis
1)   Spermatognesis merupakan proses pembentukan sperma
2)   Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. 
3)   Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang  bertujuan untuk membentuk sperma fungsional.
4)   Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
5)   Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal). 
6)   Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus.
7)   Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.


2.   Sistem Reproduksi Wanita
Sistem reproduksi wanita meliputi organ reproduksi, oogenesis, hormon pada wanita, fertilisasi, kehamilan, persalinan dan laktasi.
a.   Organ Reproduksi :   terdiri dari organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
1)  Organ reproduksi dalam :  terdiri dari ovarium dan saluran reproduksi  (oviduk, uterus ,vagina)
Perhatikan dan pelajari gambar di bawah ini !
a)  Ovarium (indung telur)
·       Ovarium (indung telur) berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan panjang 3 - 4 cm. 
·       Ovarium berada di dalam rongga badan, di daerah pinggang. 
·       Umumnya setiap ovarium menghasilkan ovum setiap 28 hari. 
·       Ovum yang dihasilkan ovarium akan bergerak ke saluran reproduksi. 
·       Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta hormon estrogen dan progesteron.
b)  Oviduk
·       Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah sepasang (di kanan dan kiri ovarium) dengan panjang sekitar 10 cm.
·       Bagian pangkal oviduk berbentuk corong yang disebut infundibulum. 
·       Pada infundibulum terdapat jumbai-jumbai (fimbrae). 
·       Fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium.
·       Ovum yang ditangkap oleh infundibulum akan masuk ke oviduk. 
·       Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium menuju uterus.
c)  Uterus
·       Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan rongga pertemuan oviduk kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher rahim). 
·       Uterus manusia berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi. 
·       Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis otot polos dan lapisan endometrium. 
·       Lapisan endometrium (dinding rahim) tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. 
·       Lapisan endometrium menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. 
·       Lapisan endometrium akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada saat menstruasi.
d)  Vagina
·       Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada wanita. 
·       Vagina bermuara pada vulva. 
·       Vagina memiliki dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot dan bagian terdalam berupa jaringan ikat berserat. 
·       Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi rangsangan seksual. 
·       Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin. 
Jaringan otot dan jaringan ikat berserat bersifat elastis yang berperan untuk melebarkan uterus saat janin akan dilahirkan dan akan kembali ke kondisi semula setelah janin dikeluarkan
1)  Oogenesis
Tahap Oogenesis
a)   Oosit yang mengalami meiosis I akan menghasilkan dua sel yang tidak sama ukurannya. 
b)   Sel oosit pertama merupaakn oosit yang berukuran normal (besar) yang disebut oosit sekunder, sedangkan sel yang berukuran lebih kecil disebut badan polar pertama (polosit primer). 
c)   Selanjutnya , oosit sekunder meneruskan tahap meiosis II (meiosis kedua). 
d)   Namun pada meiosis II, oosit sekunder tidak langsung diselesaikan sampai tahap akhir, melainkan berhenti sampai terjadi ovulasi.
e)   Jika tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder akan mengalami degenerasi. 
f)    Namun jika ada sperma masuk ke oviduk, meiosis II pada oosit sekunder akan dilanjutkan kembali. Akhirnya, meiosis II pada oosit sekunder akan menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel kecil yang disebut badan polar kedua (polosit sekunder). 
g)   Badan polar pertama juga membelah menjadi dua badan polar kedua. 
h)   Akhirnya, ada tiga badan polar dan satu ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dari oogenesis setiap satu oogonium. 
i)    Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. 
j)    Folikel telur (folikel) merupakan sel pembungkus penuh cairan yang menglilingi ovum. 
k)   Folikel berfungsi untuk menyediakan sumber makanan bagi oosit. 
l)    Folikel juga mengalami perubahan seiring dengan perubahan oosit primer menjadi oosit sekunder hingga terjadi ovulasi. 
m)  Folikel primer muncul pertama kali untuk menyelubungi oosit primer. 
n)   Selama tahap meiosis I pada oosit primer, folikel primer berkembang menjadi folikel sekunder. 
o)   Pada saat terbentuk oosit sekunder, folikel sekunder berkembang menjadi folikel tersier.
p)   Pada masa ovulasi, folikel tersier berkembang menjadi folikel de Graaf (folikel matang). 
q)   Setelah oosit sekunder lepas dari folikel, folikel akan berubah menjadi korpus luteum. Jika tidak terjadi fertilisasi, korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albikan.

2)  Hormon pada Wanita
a)   Pada wanita, peran hormon dalam perkembangan oogenesis dan perkembangan reproduksi jauh lebih kompleks dibandingkan pada pria. 
b)   Salah satu peran hormon pada wanita dalam proses reproduksi adalah dalam siklus menstruas

3)  Siklus Menstruasi
a)   Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan  atau  luruhnya dinding rahim (endometrium). 
b)   Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. 
c)   Siklus menstruasi sekitar 28 hari.
d)   Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. 
e)   Hasil kerjasama tersebut akan memacu pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi.
f)    Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi, patokannya adalah adanya peristiwa yang sangat penting, yaitu ovulasi. 
g)   Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus (½ n) menstruasi. 
h)   Untuk periode atau siklus hari pertama menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari pertama menstruasi.
i)    Siklus menstruasi dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi fase pasca-ovulasi. 


4)  Fertilisasi
a)   Fertilisasi atau pembuahan adalah proses peleburan (fusi) gamet-gamet haploid, yaitu sel sperma dan sel ovum yang sudah matang untuk membentuk zigot haploid. 
b)   Tempat terjadinya fertilisasi umumnya di 1/3 Tuba fallopi (Oviduct), bisa juga di luar Oviduct (Fertilisasi In vitro).
c)   Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. 
d)   Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. 
e)   Namun, sebelum sperma dapat memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata. 
f)    Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona radiata, yaitu zona pelusida.
g)   Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit sekunder. 
h)   Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu, sehingga terjadi aktivitas yang saling mendukung. 
i)    Pada sperma, bagian kromosom mengeluarkan:
·         hialuronidase  : Enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada korona radiata.
·         akrosin  : Protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida.
·         antifertilizin : Antigen  terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder.
j)    Oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu, yaitu fertilizin yang tersusun dari glikoprotein
k)   Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit di bagian korteks oosit sekundermengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma lainnya.
l)    Adanya penetrasi sperma juga merangsang penyelesaian meiosis II pada inti oosit sekunder , sehingga dari seluruh proses meiosis I sampai penyelesaian meiosis II dihasilkan tiga badan polar dan satu ovum yang disebut inti oosit sekunder.
m)  Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada kepala sperma akan membesar. Sebaliknya, ekor sperma akan berdegenerasi.
n)   Kemudian, inti sperma yang mengandung 23 kromosom (haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) akan bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46 kromosom. 
5)  Gestasi (Kehamilan)
Kehamilan adalah proses berkembangnya embrio di dalam uterus setelah terjadinya fertilisasi (pembuahan). Setelah pembuahan, sel akan berkembang/ membelah dari 2,4,8 dan seterusnya hingga menjadi morula. Morula berkembang menjadi blastula. Blastula ini kemudian akan menempel pada dinding endometrium yang biasa disebut dengan istilah implantasi. Setelah implantasi inilah masuk dalam proses kehamilan. Pada saat terjadi implantasi, embrio akan merangsang kelenjar-kelenjar dalam dinding uterus untuk memproduksi hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin). Hormon ini berfungsi merangsang corpus luteum untuk menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon tersebut akan menyebabkan dinding uterus tetap tebal yang berguna sebagai implantasi dan memelihara janin. Pada awal kehamilan, kadar HCG dari dalam darah ibu sangat tinggi sehingga sebagian di antaranya diekskresikan bersama urine. Adanya HCG di dalam urine dapat dipakai sebagai indikator dalam uji kehamilan. 
Adanya hormon estrogen menghambat kelenjar hipofisis mengeluarkan FSH dan LH, sehingga ovarium tidak memproduksi sel telur lagi. Itu sebabnya kenapa orang yang sedang hamil tidak mengalami menstruasi. Progesteron dan estrogen juga mendorong tumbuh dan berkembangnya kelenjar susu untuk menghasilkan ASI. Progesteron juga mencegah uterus untuk berkontraksi selama kehamilan sebelum mencapai waktu kelahiran.

6)  Proses Persalinan
a)  Tahap pertama, dimulai dengan pembukaan dan pemipihan serviks (leher rahim), kemudian dilanjutkan dengan dilatasi sempurna.
b)  Tahap kedua, yakni ekspulsi atau pengeluaran bayi. Adanya kontraksi yang kuat dan terus-menerus mengakibatkan bayi mulai turun dari uterus menuju vagina.
c)  Tahap ketiga adalah keluarnya bayi yang berplasenta. Plasenta bayi ini akan dipotong dan dijepit sehingga menjadi pusar.
Ada beberapa hormon yang berperan pada proses kelahiran bayi. Hormon tersebut meliputi hormon relaksin, estrogen, prostaglandin, dan oksitosin.  Hormon relaksin diproduksi oleh korpus luteum dan plasenta. Fungsi hormon ini adalah melunakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul saat terjadi kelahiran.  Hormon estrogen dihasilkan oleh plasenta dengan fungsi menurunkan jumlah hormon progesteron sehingga kontraksi dinding rahim bisa berlangsung. Hormon prostaglandin dihasilkan oleh membran ekstraembrionik dengan fungsi meningkatkan kontraksi dinding rahim. Sedangkan hormon oksitosindihasilkan oleh kelenjar hipoļ¬sis ibu dan janin. Fungsinya juga meningkatkan kontraksi dinding rahim.
Pada satu hari sampai 3 hari pasca lahir, hormon progesteron menghilang, karena plasenta sudah tidak ada. Hal ini merangsang produksi hormon prolaktin dari hipofise bagian depan. Prolaktin merangsang kelenjar susu untuk memproduksi ASI

7)  Penyakit/Gangguan Pada Sistem Reoproduksi
a)  Penyakit Sistem Reproduksi Pria yang sering terjadi adalah Hipogonadisme, Kriptorkidisme, Uretritis, Prostatitis, Epididimitis, Sifilis, Dan Gonorhea.
b)  Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita contohnya adalah gangguan menstruasi

No comments:

Post a Comment